REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI H. Mahyudin ST. MM menyayangkan banyaknya produk makanan impor yang membanjiri pasar domestik.
Karena kondisi itu jelas merugikan bagi petani dan pertanian Indonesia. Bahkan, kalau tidak segera diperbaiki, menurut Mahyudin bukan tidak mungkin banjirnya produk makanan impor di indonesia bisa membunuh petani dan pertanian Indonesia.
Menurut Mahyudin pemerintah wajib memperbaiki tata kelola dan tata niaga pertanian, agar pertanian Indonesia segara bangkit dan menjadi tuan rumah dinegeri sendiri. Apalagi potensi alam Indonesia begitu besar untuk dikembangkan menjadi pusat pangan dan pertanian dunia.
"Tidak susah, kita tinggal meniru apa yang dilakukan diluar negeri. Meningkatkan hasil panen dari 9 ton menjadi 14 seperti di Vietnam ada caranya, kita tinggal meniru saja", kata Mahyudin Jumat (18/3).
Apa yang dicapai sektor pertanian di negara asing kata Mahyudin sangat mungkin untuk diterapkan di Indonesia. Tinggal kemauan pemerintah saja yang menentukan.
Misalnya saja pemerintah menurunkan suku bunga pertanian menjadi 3 persen dari yang selama ini 8 persen. Serta meningkatkan bantuan bagi para petani.
"Produk dari luar itu mestinya lebih mahal karena membutuhkan biaya transport, pajak dan biaya produksi. Nyatanya sampai di Indonesia harga beras luar itu lebih murah, karena pemerintahnya banyak membantu. Seperti meningkatkan subsidi dan menurunkan suku bunga pertanian," kata dia menambahkan.