REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) RI menggelar media expert meeting untuk mendapat masukan dari praktisi media guna meningkatkan kualitas publikasi MPR. Media expert meeting bertema 'Strategi Publikasi Kegiatan MPR RI Melalui Media Massa' ini diikuti sebanyak 26 praktisi dari berbagai media.
Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono mengatakan, salah satu masukan dari media expert meeting di antaranya penyebaran publikasi kegiatan MPR tetap dilakukan melalui media massa (cetak, online, dan elektronik) dan media sosial. Penyebaran publikasi di media sosial ini perlu diperkuat. Sebab, ke depan media sosial menjadi ujung tombak.
"MPR perlu manfaatkan media sosial (twitter, facebook, youtube) sebagai media sosialisasi Empat Pilar MPR," kata Ma'ruf, di Bogor, Senin (19/12).
Selain itu, lanjut dia, MPR juga dipandang perlu membuat materi sosialisasi Empat Pilar MPR, berupa tayangan-tayangan yang menarik seperti film-film pendek untuk disiarkan di youtube atau televisi. Materi dan tayangan Empat Pilar MPR itu disesuaikan dengan isu-isu atau fenomena yang aktual di masyarakat.
Ma'ruf juga berharap, dari pertemuan ini bisa diketahui strategi publikasi yang mampu memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan yang ada saat ini. "Suatu instrumen publikasi yang pas dan sesuai. Saya ingin mendapat masukan untuk MPR. Ada pengayaan apalagi yang menjadi masukan sesuai dengan kondisi kini," ujarnya.
Ia mengingatkan, apa yang diinginkan MPR adalah edukasi politik. MPR ingin memberikan pendidikan politik dan pendidikan konstitusi. Oleh karenanya, peran media sangat penting dalah pendidikan politik dan konstitusi ini.
"Media massa luar biasa pengaruhnya. Wajar media sebagai pilar demokrasi. Wajar pula media massa punya andil besar," kata dia.
Media expert meeting ini, lanjut Ma'ruf, diharapkan bisa memberi masukan untuk peningkatan kualitas publikasi di MPR. Hal itu agar sosialisasi Empat Pilar MPR memberi peningkatan pada aspek kognitif dan afektif.
"Sehingga mendorong perilaku berdasarkan Pancasila, sadar konstitusi, perilaku yang menghargai kebhinnekaan," ucapnya.
