REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan, di jaman yang penuh keterbukaan seperti saat ini, seorang pemimpin harus sering bertemu dan bertatap muka dengan masyarakat.
"Jangan jadi pemimpin kalau tak pernah turun ke masyarakat," ucapnya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (7/5).
Dalam soal kepemimpinan, dalam kesempatan itu dirinya menyampaikan kiat-kiat khusus. 'Gunakan strategi 5 S,' ucapnya. Kelima S itu adalah strategi, struktur, skill, sistem, speed, dan target. Dengan menggunakan kiat itu dirinya yakin bangsa ini akan bangkit dan jaya sehingga dapat membangun bangsa.
Sebagai pemimpin yang berkomitmen dengan lima S dan gaya kepemimpinan jaman sekarang maka OSO bertekad untuk sering bersilaturahim dengan masyarakat.
"Saya mau ke kampung-kampung," ujarnya.
Menurut pria dengan sapaan OSO ini, masyarakatlah yang harus dilayani. Dan ia berpesan kepada pemimpin jangan menyampaikan sesuatu yang rumit dan terlalu panjang.
"Berbicaralah dengan rakyat dengan bahasa yang mudah dipahami. Bicaralah sesuatu yang menyentuh mereka," katanya.
Dalam soal kepemimpinan itu, OSO mengutip falsafah Jawa.
"Kalau jadi orang ojo rumongso biso, tapi biso'o rumongso. Makna dari falsafah itu adalah jangan merasa bisa tapi bisalah merasakan kesulitan dan kesusahan rakyat. Jadi orang jangan sombong," ujarnya.