Sabtu 13 Jul 2013 12:44 WIB

AS Kini Seru Militer Mesir Bebaskan Mursi

 Pengunjuk rasa memegang foto Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Pengunjuk rasa memegang foto Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Giliran Amerika Serikat pada Jumat (12/7) menyerukan kepada militer Mesir untuk membebaskan Puluhan ribu pendukung mantan presiden itu bersumpah untuk berjuang pemulihannya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki mengatakan negaranya setuju dengan (pernyataan) Jerman sebelumnya yang mendesak agar Mursi  dibebaskan dan "secara publik" membuat permintaan yang sama.

Presiden yang dimakzulkan itu berada dalam "tempat aman", menurut presiden sementara Mesir. Ia tidak pernah terlihat dihadapan publik sejak penggulingannya pada 3 Juli lalu.

Psaki mengatakan Washington ingin "mengakhiri pembatasan kehadiran Mursi", sedangkan Jerman menyarankan agar lembaga terpercaya seperti Komite Palang Merah Internasional diberi akses kepada Moursi.

Para pendemo berpawai di ibu kota pada Jumat, tapi ada ketakutan terjadinya kekerasan baru, malam dilewatkan dengan perdamaian.

Pada malam hari di Kairo, puluhan ribu para pendemo dari  pendukung Mursi berdoa dan berbuka puasa bersama pada minggu pertama bulan Ramadhan.

Sementara di Lapangan Tahrir dan di luar istana presiden Ittihadiya, ribuan orang pendemo anti Moursi juga duduk  bersama untuk berbuka puasa.

Pendukung Mursi memusatkan diri dalam aksinya di luar masjid Rabaa al-Adawiya di tetangga Kota Nasr.

Mereka memegang bendera Mesir dan Al Quran, serta meneriakkan slogan menentang penggulingan presiden yang dipilih pertama melalui pemilu oleh militer. "Kami akan melanjutkan perlawanan," kata pemimpin Islamis Safwat Hegazi pada hari Jumat.

"Kami akan tinggal satu atau dua bulan, atau mungkin astu atau dua tahun. Kami tidak akan pergi hingga presiden kami, Muhammad Mursi kembali," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement