REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peneliti dari Australian Demographic & Social Research Institute Australian National University (ADSRI ANU), Iwu Utomo, telah meneliti sekitar 300 buku pelajaran yang digunakan di dalam kurikulum pendidikan di Indonesia dari SD hingga SMA.
''Buku yang saya teliti, antara lain buku IPS, IPA, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Biologi, Sosiologi dan Agama Islam. Saya menciptakan modul untuk mengetahui bidang apa saja dalam kesehatan reproduksi yang disampaikan dalam berbagai buku pelajaran tersebut,'' kata Iwu, Ahad (14/7).
Dikatakan dia, dalam kurikulum pendidikan di Indonesia selama ini pendidikan kesehatan reproduksi tidak secara eksplisit dberikan. ''Namun ternyata dari hasil penelitian saya di dalam buku pelajaran yang ada di SD-SMA di Indonesia ada 13 bidang yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi."
Buku-buku itu, kata dia, antara lain terkait dengan HIV/AIDS dan narkoba yang diberikan secara komprehensif, pelecehan seksual, gender, kekerasan dalam rumah tangga, penyakit menular seksual, kelainan pada kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan, bagaimana sel telur dan sperma bertemu, nilai-nilai tentang hubungan seksual pranikah, dan pernikahan anak melanggar aturan agama.
Menurutnya, ada bahan-bahan yang sudah bagus, bahkan ada penjelasan yang berbau biologi sangat detail walaupun tidak begitu bermanfaat bagi pelajar. Namun banyak juga penjelasan yang salah dari dari segi kedokteran. Sedangkan, menurutnya, yang mestinya bermanfaat bagi pelajar, yakni aspek sosial dari pendidikan kesehatan reproduksi, tidak ada.
''Pendidikan reproduksi seperti itu yang perlu diberikan supaya anak atau remaja takut melakukan hubungan seksual. Jadi salah bila orang tua maupun masyarakat umumnya mempunyai bayangan bahwa pendidikan reproduksi itu mengajarkan anak untuk melakukan hubungan seks,'' kata Iwu yang kini tinggal di Canberra, Australia.
Dia menjelaskan pendidikan kesehatan reproduksi adalah pendidikan yang mengajarkan pada anak bagaimana dia mengenal organ tubuh, fungsi organ tubuhnya, dan bagaimana bisa terhindar dari HIV/AIDS, serta apa dampak dari kehamilan dini.