Ahad 14 Jul 2013 10:50 WIB

Kakanwil Hukum: Tak Ada Relokasi Lapas Tanjung Gusta

Perbaikan Lapas Kelas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara, oleh jajaran TNI dan aparat lapas.
Foto: Antara
Perbaikan Lapas Kelas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara, oleh jajaran TNI dan aparat lapas.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Sumatra Utara menegaskan, tidak ada rencana relokasi Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Kelas I Medan ke daerah lain, pascapembakaran dan kaburnya ratusan narapidana Kamis malam (11/7).

"Kita belum ada membahas relokasi, saat ini fokus dalam rehabilitasi Lapas Medan yang mengalami rusak parah," tegas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut, Budi Sulaksana, di lokasi Lapas Medan, kemarin.

Kerusakan bangunan bagian depan Lapas Medan, menurut dia, benar-benar hancur dan hampir diperkirakan mencapai 100 persen. Oleh karena itu, kata Budi, sampai saat ini belum ada membicarakan mengenai relokasi tersebut. "Kita lebih mengutamakan dulu perbaikan bangunan yang rusak berat dan jebol akibat dibakar napi. Rehabilitasi Lapas Kelas I Medan harus secepatnya dilakukan," katanya.

Sementara itu, informasi yang diperoleh, empat orang lagi napi teroris dari Lapas Kelas I Medan yang kabur ketika terjadi kerusuhan Kamis malam hingga kini belum tertangkap. Keempat napi teroris tersebut masih terus dicari petugas kepolisian. Dari 9 (sembilan) napi teroris yang melarikan diri, hanya 5 (lima) orang yang berhasil diamankan kembali pihak berwajib, yakni GM, BK, JM, AA, dan AN.

Dua orang dari napi teroris itu ditangkap petugas kepolisian di Kabupaten Langkat. Sedangkan 97 napi lainnya berhasil ditangkap dari berbagai daerah, yakni Medan, Belawan, Pematang Siantar, Langkat, dan Aceh Timur.

Napi yang kabur dari Lapas Kelas I Medan dilaporkan sebanyak 212 orang.

Peristiwa pembakaran dan kaburnya ratusan napi dari Lapas Tanjung Gusta Medan, mengakibatkan lima tewas terbakar, yakni dua orang pegawai Lapas, Hendra Rico Naibaho (28 tahun) dan Bona Hotman Situngkir (38). Tiga tewas lainnya adalah napi, Ng Hui Tan Awi (48), Jhon Gabriel Tarigan (26) Johanes Leo Situmorang (34).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement