REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) telah memengaruhi biaya distribusi (pengangkutan) semen. Untuk mengimbangi kenaikan tersebut, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berencana menaikkan harga semen.
“Kita sedang menghitung persentase kenaikannya. Tapi yang pasti kenaikan harga BBM ini memegaruhi banyak komponen, khususnya pada biaya distribusi,” kata Direktur SDM PT Indocement Tunggal Prakarsa Kuky Permana saat berbuka puasa di Jakarta, Kamis (18/7) malam.
Menurut dia, kenaikan harga semen tidak bisa dielakkan lagi mengingat besarnya pengaruh kenaikan harga BBM pada sektor pengangkutan semen. Saat ini, direksi tengah menghitung besar kenaikannya, termasuk kapan saat yang tepat untuk realisasikan. “Saya belum bisa mengungkapkan kenaikannya. Nanti akan dihitung lebih rinci lagi,” paparnya.
Ia berharap, kenaikan harga semen Tiga Roda nantinya tidak memengaruhi pemasaran kelak. Saat ini Indocement memiliki kapasitas produksi sebesar 18,6 juta ton semen per tahun. Produksi sebanyak itu didukung oleh 12 pabrik, sembilan pabrik berada di Citeureup, Bogor dengan kapasitas 11,9 juta ton, dua pabrik di Palimanan, Cirebon (kapasitas 4,1 juta ton), dan satu pabrik di Tarjun, Kota Baru, Kalsel (kapasitas 2,6 juta ton per tahun).
Untuk mengantisipasi tingginya permintaan domestik, Indocement tengah membangun pabrik baru (pabrik ke-14) di Citeureup dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun. Investasi bernilai triliunan rupiah ini akan selesai dan berproduksi pada kuartal ketiga 2015. Di samping itu perseroan juga membangun unit penggilingin semen baru di tempat yang sama dengan kapasitas 1,9 juta ton semen per tahun yang diperkirakan selesai akhir tahun ini.
Kuky menjelaskan, guna mempercepat pelaksaan pembangunan pabrik ke-14 tersebut pihaknya telah menandatangani perjanjian bisnis dengan Tianjin Cement Industry Sedign & Research Institut Co.Ltd mengenai penyediaan peralatan, konstruksi, dan pelaksanaannya. “Untuk proyek ini, kami perkirakan akan menelan investasi berkisar antara Rp 5,5 – Rp 6,5 triliun,” ujar Kuky.
Pembangunan pabrik baru ini, lanjut dia, akan menaikkan kapasitas produksi semen Tiga Roda menjadi sekitar 23 juta ton per tahun dengan penguasaan pasar nasional di atas 33 persen. Ia juga mengungakapkan bahwa saat ini, perseroan juga sedang dalam tahap akhir studi kelayakan untuk pembangunan dua pabrik semen baru dengan kapasitas produksi masing-masing sekitar 2,5 juta ton per tahun. Satu pabrik berada di Jawa Tengah dan satunya lagi di luar Jawa. “Soal kedua pabrik baru ini belum bisa dijelaskan secara rinci, termasuk biaya investasinya, masih rahasia,” kata Kuky.