REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono tetap berharap status Gunung Merapi dinaikkan dari normal ke waspada. Karena Merapi sekarang tidak sama dengan kondisi Merapi yang dulu ( tahun 2010 maupun sebelum).
''Merapi sekarang agak sedikit genit. Kalau diibaratkan seorang gadis dia sekarang sedang menggunakan gincu dan pamer bau,''kata Surono dalam jumpa pers di sela-sela acara Seminar International-Indonesia Geopasial Tematik Bencana Alam, di Hotel Ina Garuda, Selasa (30/7).
Dikatakan dia, Gunung Merapi agak sedikit boleh-boleh saja. Yang tidak boleh itu kalau masyarakat tidak tahu Merapi. Kalau Merapi menepati janjinya (red. akan meletus), maka masyarakat yang pinjam ruang Merapi harus menyerahkan dan dia harus meninggalkan Merapi.
''Pada 22 Juli lalu Gunung Merapi kan mulai menunjukkan aktivitasnya lagi meskipun erupsi kecil dengan hembusan asap kuat dan ketinggian 1.000 meter. Itu kan berarti tidak normal,''kata dia.
Menurut Mbah Rono (panggilan akrab Surono), dengan adanya early warning dari normal ke waspada itu bukan berarti sebentar lagi Gunung Merapi akan meletus. Melainkan, dia menambahkan, masyarakat tidak boleh lagi masuk dalam radius normal. karena adanya ancaman tidak normal. Dia mengatakan usulannya dari status normal ke waspada untuk mengurangi risiko bencana.
Surono mengemukakan sejak tahun 2007 staus Gunung Kerinci sudah waspada. Dia sendiri mengaku tidak bisa menetapkan status Merapi dari Normal ke waspada karena bukan kewenangannya.
''Kalau kewenangan saya untuk menetapkan dari status siaga ke awas,''tuturnya.