Kamis 01 Aug 2013 10:03 WIB

LTV Rumah Kedua Tidak Pengaruhi Kinerja APLN

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Perumahan (ilustrasi)
Foto: Antara
Perumahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menyatakan pengaturan loan to value (LTV) rumah kedua yang akan diatur Bank Indonesia (BI) tidak akan berpengaruh terhadap penjualan rumah perseroan. Direktur Keuangan APLN Cesar M Dela Cruz mengungkapkan sebagian besar konsumen perseroan merupakan pembeli rumah pertama.

"Penjualan rumah dan apartemen kami yang melalui KPR dan KPA bank hanya 15 persen," kata Cesar kepada wartawan di Jakarta, Rabu (31/7) malam. Hal tersebut membuat efek LTV yang akan diatur BI tidak akan berdampak terlalu negatif terhadap kinerja perseroan.

Cesar menilai aturan ini akan berdampak positif terhadap perkembangan properti di Indonesia. Hal ini akan menekan tingkat spekulas masyarakat sehingga tidak menimbulkan gelembung terhadap pertumbuhan properti.

Hingga akhir Juni 2013 Agung Podomoro telah membukukan pendapatan usaha senilai Rp 2,42 triliun. Nilai ini meningkat 4,8 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tajun sebelumnya. Pendapatan berulang memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap total penjualan. Hal tersebut didorong oleh peningkatan kinerja Central Park Mall, Emporium Pluit Mall dan Pullman Jakarta Central Park Hotel.

Divisi strata atau rumah tapak memberikan kontribusi terbesar 46,1 persen dari total penjualan atau Rp 1,94 triliun. Sisanya diperoleh dari rental atau pendapatan mall senilai Rp 360 miliar dan hotel senilai Rp 125 miliar. Marjin laba kotor perseroan meningkat menjadi 48,3 persen dari 42,6 persen. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 2,3 persen menjadi Rp 447,4 miliar.

Sepanjang semester pertama 2013 Podomoro telah melakukan akuisisi senilai Rp 856 miliar. Perseroan melalui anak usahanya telah melakukan akuisis lahan di beberapa wilayah. Podomoro telah mengakuisisi lahan seluas 5,5 hektare senilai Rp 61 miliar dari PT Tatar Kertabumi. Rencananya lahan tersebut akan dibangun mini superblock.

Di wilayah Simprug, Jakarta Selatan, Podomoro mengakuisisi lahan seluas 1,6 hektare dari PT Simprug Mahkota Indah. Di atas lahan tersebut akan dikembangkan apartemen dan area komersial. Selain itu perseroan melalui anak usahanya PT Pesona Gerbang Karawang mengakuisisi lahan milik PT Astakona Megahtama. Lahan seluas 63 hektare tersebut dibeli senilai Rp 107 miliar untuk pembangunan perumahan.

Di Medan perseroan mengakuisisi lahan milik PT Sinar Menara Deli senilai Rp 467 miliar atau setara 58 persen kepemilikan. Di atas lahan seluas 5,2 hektare tersebut rencananya akan dibangun apartemen, perkantoran, mall, hotel, dan kios.

Cesar menyebutkan di semester kedua perseroan masih akan melakukan sejumlah akuisisi. "Sudah ada beberapa rencana, tapi belum dapat diungkapkan sekarang," kata Cesar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement