REPUBLIKA.CO.ID,NEWCASTLE -- Olimpique Lyon telah menyepakati nilai transfer yang diajukan Newcastle United untuk bisa mendapatkan penyerang asal Prancis, Bafetimbi Gomis. Nilai transfer sebesar 8,7 juta pound (Rp 136 miliar) akan disiapkan the Magpies untuk bisa menebus penyerang berusia 27 tahun tersebut.
Namun, Newcastle masih harus bernegosiasi secara personal dengan penyerang, yang disebut-sebut sebagai penerus eks penyerang Chelsea, Didier Drogba, tersebut. Seperti dilansir The Guardian, Sabtu (3/8), kesepakatan antara kedua klub telah tercapai. Tapi, untuk masalah besaran gaji, durasi kontrak pemain, dan komisi yang diterima oleh agen Gomis, belum diatur oleh pihak Gomis dan Newcastle.
''Kami telah menerima proposal Newcastle. Kesepakatannya kini bergulir ke arah besaran komisi yang akan diterima oleh agen,'' kata Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas, kepada Journal du Dimanche, seperti dilansir espn.
Aulas pun mengharapkan, masalah negosiasi terhadap agen Gomis tersebut sudah bisa selesai dalam 24 atau 48 jam ke depan. ''Saya mengerti masalah ini, bukan semata-mata mengenai jumlah komisi. Tapi, ada banyak pihak yang terlibat dalam negosiasi ini,'' lanjut Aulas.
Jika semua proses kepindahan ini selesai, maka Gomis akan menjadi pemain pertama yang didatangkan oleh Newcastle pada bursa transfer musim panas Eropa kali ini. Tidak hanya itu, eks penyerang Saint Ettienne itu juga menjadi pemain pertama yang direkrut oleh Direktur Olah Raga Newcastle yang baru, Joe Kinnear.
Selain Gomis, Newcastle juga disebut-sebut tengah mendekati penyerang asal Prancis, Loic Remy, yang musim lalu memperkuat QPR. Di Newcastle, Gomis akan bergabung bersama salah satu rekannya di timnas Prancis, Moussa Sissoko. Tidak hanya itu, Gomis juga akan menjadi pemain Prancis ke-11 yang berada di tim utama Newcastle United.
Sejak bergabung bersama Lyon pada 2009 silam, Gomis mampu mencetak 50 gol dari 141 penampilannya bersama Lyon. Sebelumnya, selain Newcastle, Marseille juga dikabarkan tertarik mendapatkan tanda tangan Gomis.
Ikuti Whatsapp Channel Republika