REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Suryadharma Ali mengatakan tidak perlu melarang orang yang melakukan takbir keliling menyusul kepastian pemerintah yang memutuskan 1 Syawal atau Idul Fitri 1434 H jatuh pada Kamis (8/8).
"Tidak perlu melarang orang takbir keliling selama tidak ricuh, menjaga keamanan dan tertib," kata Surya di Jakarta, Rabu (7/8).
Di beberapa tempat, Jakarta sempat diguyur hujan deras. Namun hal itu tidak mengurangi semangat beberapa warga untuk merayakan hari kemenangan melalui takbir keliling dan berbagai bentuk euforia mereka.
Selain itu, nampak banyak percikan kembang api di sela-sela gedung pencakar langit yang membuat langit nampak berwarna-warni. Terdengar juga kumandang takbir dari pengeras suara beberapa masjid di kawasan Jakarta Pusat. Jalan raya tampak lengang di beberapa titik seperti kawasan Jalan Sudirman.
Keputusan penetapan 1 Syawal 1434 Hijriyah tersebut diputuskan melalui sidang isbat yang berlangsung di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, mulai Rabu sore. Sidang isbat kali ini agak berbeda karena prosesinya melibatkan pendapat pakar astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Sementara itu, ormas Muhammadiyah tidak mengikuti sidang tersebut dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya kesangsian mereka terhadap proses demokratisasi dan independensi Kementerian Agama.
"Kementerian Agama dipimpin oleh seorang politisi dan ketua partai, sehingga beberapa kebijakan mereka terkadang berbau kepentingan politik," kata Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin pada Selasa (6/8).