REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anomali atau penyimpangan cuaca tidak selalu berarti buruk. Penyimpangan tersebut ternyata malah memberikan keuntungan bagi petani padi. Sebab, mereka bisa menanam padi meski di musim kemarau.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistia mengatakan, anomali cuaca yang menimpa sebagian wilayah Indonesia saat ini juga disebut sebagai kemarau basah. Artinya, periode kemarau yang tetap diselingi dengan turunnya hujan.
Kondisi tersebut, kata dia, dapat dimanfaatkan para petani untuk menanam padi sekali lagi. Jika biasanya petani hanya menanam padi ketika musim hujan saja, kata Widada, maka sekarang hal itu bisa dilakukan di musim kemarau. "Ini menguntungkan untuk para petani padi," kata dia pada Republika, Jumat (9/8).
Namun demikian, ia lanjutkan, penyimpangan cuaca ini justru menjadi musibah bagi petani cabai, bawang, tembakau, dan garam. Sebab, tanaman cabai, bawang dan tembakau tidak cocok di cuaca yang basah. Sementara, petani garam membutuhkan cuaca yang panas untuk menghasilkan garam dengan kualitas tinggi.