REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ikhwanul Muslimin mengatakan pihaknya akan melanjutkan demonstrasi di seluruh negara. Hal itu akan dilakukan meski lebih dari 400 orang tewas di Kairo setelah pasukan keamanan membubarkan demonstrasi pendukung presiden yang digulingkan Muhammad Mursi.
"Kami akan melanjutkan pendudukan dan demonstrasi di seluruh negeri sampai demokrasi dan legitimasi dikembalikan ke Mesir," ujar anggota senior Ikhwanul, Essam Elerian dikutip CNN, Kamis (15/8).
Pengalaman Mesir yang hanya sementara merasakan demokrasi berubah menjadi pertumpahan darah pada Rabu kemarin. Ratusan orang tewas dan membuat negara menyandang status darurat. Dalam laporan CNN, siapa yang memulai pertumpahan darah tergantung narasumber yang ditanya.
Menurut pendukung Mursi, pasukan keamanan menggunakan serangan penuh pada demonstrasi yang mereka sebut damai. Sementara, pemerintah sementara Mesir mengklaim berusaha membubarkan demonstrasi dengan damai, namun harus membela diri ketika pendemo melakukan kekerasan.
Jurnalis yang bertugas di lokasi menyebut banyak pendemo terluka dan mereka yang tewas tidak bersenjata. Keterangan pemerintah, sepanjang Rabu, sedikitnya 421 orang tewas dan 3.500 orang terluka. Insiden itu merupakan peristiwa paling berdarah sejak revolusi Mesir yang menggulingkan Husni Mubarak pada 2011.