REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penyidik Polda Metro Jaya menduga oknum anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas) terlibat pemerasan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Ada pengakuan dari salah oknum anggota ormas yang memerintahkan petugas keamanan menarik iuran dari PKL," kata Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Herry Heriawan di Jakarta, Kamis (15/8).
Awalnya petugas mengamankan 48 orang yang diduga melakukan aksi premanisme memalak PKL di Pasar Tanah Abang. Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan dua dari 48 orang pemuda sebagai tersangka berinisial NA dan FA.
Kedua tersangka yang berprofesi sebagai petugas keamanan di Pasar Blok B Tanah Abang itu, dikenakan Pasal 368 KUHP tentang pemerasan. Berdasarkan pengakuan salah satu pemuda dari ormas yang diamankan petugas itu, Herry mengungkapkan ada oknum ormas lainnya yang memerintahkan kedua tersangka memungut iuran liar kepada PKL.
"Dari keterangan seorang saksi, kita dapat keterangan ada anggota PPM lain ternyata yang memerintahkan penarikan iuran itu," ujar Herry.
Ttersangka NA dan FA menjadi "tangan kanan" oknum Satuan tugas (Satgas) PPM berinisial N, H dan F dengan memerintahkan mengelola lahan parkir di Pasar Tanah Abang. "H sudah ditangkap anggota Polsek Metro Tanah Abang," ungkap Herry.