REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tujuh tentara Mesir dilaporkan tewas dalam serangan terhadap pos pemeriksaan dekat kantor polisi di kota El-Arish, Sinai utara, Kamis (16/8).
Kantor berita AFP mengutip pejabat keamanan setempat melaporkan tentara-tentara tersebut tewas ketika orang ketika orang-orang bersenjata, diduga gerilyawan, yang naik dua mobil menyerang tenda pasukan di pos pemeriksaan itu.
Serangan di Sinai itu terjadi sehari setelah Mesir diguncang kerusuhan yang menewaskan lebih dari 500 orang setelah polisi menindak para loyalis presiden terguling.
Wilayah utara semenanjung itu dilanda kekerasan militan sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Ikhwanul Muslimin mengatakan, peningkatan kekerasan itu mungkin juga direkayasa sendiri oleh militer. "Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kekerasan di Sinai tercinta merupakan peristiwa rekayasa," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin Ahmed Aref beberapa waktu lalu.
"Insiden-insiden kekerasan terhadap warga sipil, polisi dan militer di Sinai merupakan pekerjaan badan intelijen yang bertujuan membelokkan... protes damai revolusioner orang-orang kami di Sinai untuk menentang kudeta militer," ungap pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Essam El-Erian.
Tidak jelas apakah serangan terakhir itu terkait dengan penggulingan Mursi, yang terpilih secara demokratis setahun lalu. Gerakan Ikhwanul Muslimin kubunya sejak itu mengadakan protes sendiri, dimana puluhan orang tewas.