REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH, TEPI BARAT -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (15/8), menyampaikan keprihatinannya yang mendalam terhadap rencana pemerintah Israel untuk kembali membangun permukiman baru.
"Rencana itu memicu ketidak-percayaan rakyat Palestina mengenai kesungguhan pihak Israel untuk mewujudkan perdamaian," kata Ban dalam satu taklimat bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
Ban tiba di wilayah tersebut untuk memperlihatkan dukungan terhadap pembicaraan perdamaian, yang pada Juli diperantarai Amerika Serikat antara Israel dan Palestina.
Pada Rabu (14/8), para perunding kedua pihak bertemu di Jerusalem untuk kedua kalinya sejak Juli. Kelanjutan pembicaraan tersebut dilakukan setelah hampir tiga tahun kebuntuan.
Sementara itu, Ban memuji pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, yang pada gelombang pertama telah dibebaskan sebanyak 104 orang. Ban menilai hal tersebut sebagai "isyarat baik" bagi perundingan.
Akan tetapi Ban masih prihatin terhadap 5.000 tahanan lainnya yang masih ditahan. Sebagian dari mereka melakukan mogok makan atau menjalani hukuman tanpa proses pengadilan.
Sekretaris Jenderal PBB tersebut mendesak Israel agar memvonis atau membebaskan orang yang ditahan atas perintah administratif.