REPUBLIKA.CO.ID, WATES--Warjiyah (60), ibu Aiptu Kus Hendratna pernah bermimpi memegang burung berwarna kuning dan lepas. Mimpi tiga bulan lalu itu, tidak dianggapnya penting. Ketika mendengar kabar anaknya meninggal karena ditembak orang tidak dikenal, ia baru menyadari mimpi itu sebuah firasat.
"Rasanya kemarin seperti mimpi pegang burung warna kuning lepas. Anak saya (kulitnya) kuning,” kata Warjiyah yang didampingi ayahnya Suratman (70) kepada wartawan di rumah duka RT 4 RW 2 Dusun Cokrodipan, Triharjo, Wates, Kulonprogo, DIY, Sabtu (17/8).
Ia menuturkan menerima kabar meninggalnya Aiptu Kus Hendratna akibat aksi penembakan Jumat (16/8) malam sekitar pukul 22.30. “Dapat kabar dari adik saya yang anaknya juga polisi di Poltabes sana. Saya dikasih tahu katanya anak saya ditembak atau ketembak,” katanya.
Warjinah mengatakan komunikasi terakhir dengan akanya, Jumat (16/8) petang, beberapa jam sebelum kejadian penembakan. “Kemarin sore sempat telpon. Cuma mengatakan kalau mau apel dan pamit mau sholat magrib dulu,” ungkap sang ibu yang tak menyangka percakapan itu menjadi percakapan terakhir dengan putranya.
Tampak perasaan sedih menyelimuti keluarga Warjiyah dan Suratman kehilangan putra sulung dari empat bersaudara tersebut. Suasana duka menyelimuti rumahnya.
Warga sekitar berdatangan ke rumah Suratman di RT 4 RW 2 Dusun Cokrodipan, Triharjo, Wates, Kulonprogo, DIY, untuk bertakziah dan menunggu kedatangan jenazah Aiptu Kus, Sabtu (17/8).