Selasa 20 Aug 2013 12:27 WIB

Polisi Dalami Dugaan Penghinaan Bendera Merah Putih oleh Pengusaha Asal Malaysia

Bendera Merah Putih
Foto: .
Bendera Merah Putih

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Aparat Polres Kota Dumai, Riau akan mendalami dugaan penghinaan bendera merah putih yang diduga dilakukan pimpinan PT Kreasijaya Adhikarya berkebangsaan Malaysia, pada Jumat (16/8).

"Semua Polsek dan unit pelayanan kepolisian sudah dicek, namun sejauh ini belum ada masuk laporan resmi tentang dugaan penghinaan itu," kata Kapolres Dumai Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudi Kurniawan kepada Antara per telepon, Selasa.

AKBP Yudi mengaku mengetahui adanya peristiwa yang melecehkan NKRI ini berdasarkan konfirmasi wartawan dan pemberitaan yang sudah santer di media massa.

Sementara, Ketua Komisi I DPRD Dumai, Timo Kipda meminta pemerintah dan aparat untuk mengusut dan menindak tegas atas upaya pelecehan negara yang dilakukan seorang warga negara asing bekerja di Dumai.

Timo mengaku hal ini setelah menerima laporan dari 4 orang pekerja PT Kreasi tentang ucapan yang dianggap melecehkan lambang NKRI bendera merah putih oleh Broderik Chin yang membandingkan dengan celana dalam.

"Ini sudah keterlaluan dan telah menghina bangsa kita di saat lagi merayakan kemerdekaan. Perusahaan seperti ini harus ditinjau ulang keberadaannya, dan kita harapkan pemerintah bersama aparat berwajib untuk bertindak tegas," ungkap Timo.

Dirinya telah menyarankan kepada pekerja untuk melaporkan ucapan menyepelekan bendera kebangsaan Indonesia ini ke pihak kepolisian supaya diusut tuntas dan ditindak hukum sebagaimana mestinya.

"Dia harus diberikan pelajaran karena telah menumpang cari kerja malah menghina bangsa kita. Ini juga harus menjadi pelajaran bagi perusahaan lain yang rata-rata pimpinannya orang asing," sebut Timo.

Diceritakannya, Broderick Chin mengucapkan kata-kata melecehkan bendera merah putih dengan menyebutkan "Kalo tidak ada bendera, pakai kolor (celana dalam) saya warna putih dan kalo warna merahnya pakai punya Ibu saja,".

Meski dia menganggap ini gurauan, tapi sudah keterlaluan dan melukai hati masyarakat karena terusik dengan ucapannya.

Awalnya bos perusahaan itu menanyakan keberadaan bendera pada karyawan dan stafnya untuk di pasang di areal perusahaan karena memperingati hari kemerdekaan, dan dijawab ada, lantas terlontarlah ucapan pelecehan tersebut

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement