Rabu 21 Aug 2013 06:08 WIB

Amalan Sebelum Tidur

Laki laki tidur.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Laki laki tidur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh E Kusnandar

Tidur tidak sekadar mengistirahatkan seluruh anggota badan, otot dan pikiran setelah seharian beraktifitas. Tidur adalah ibarat kematian atau kebangkitan. Ini tercermin dari doa yang sering dibaca sebelum tidur, “Bismika Allahumma ahya wa amut, Dengan namamu, ya Allah, aku hidup dan mati. Dan doa bangun tidur, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyurSegala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepadaNya kami dibangkitkan.”

Para sholihin selalu memaknai tidur dengan kematian. Bagi mereka, tidur adalah kematian sesaat. Ini terlihat dari cara mereka tidur menghadap kiblat, yakni tidur di atas sisi kanan seperti mayit berbaring di liang lahat dengan bagian depan badan menghadap kiblat. Bahkan Hujjatul Islam, Imam Ghazali dalam kitabnya, Bidayatul Hidayah, menganjurkan seorang mukmin sebelum tidur menuliskan wasiat terlebih dahulu, karena barangkali nyawanya diambil Allah SWT saat tengah tidur.

Banyak sekali amalan sebelum tidur yang telah dipraktekkan Nabi Muhammad SAW dan dianjurkan para ulama, supaya tidur dalam keadaan suci lahir dan batin. Di antara adab tidur yang berhubungan dengan kesucian lahir, yaitu menggosok gigi. Menurut kesehatankuman akan semakin berkembang pada malam hari saat kita sedang tidur, di mana mulut tidak melakukan aktivitas. Sahabat Hudzaifah berkata, “Jika Nabi Muhammad SAW bangun di malam hari, beliau membersihkan mulutnya dengan sikat gigi.” (HR Bukhori)

Kemudian disunnahkan berwudhu. Ini menandakan kesucian lahiriah. Sahabat Bara’ bin ‘Azib berkata, bahwa Rasulullah menasihatinya, “Jika engkau hendak mendatangi peraduanmu, hendaklah engkau berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhu hendak sholat.” (HR Bukhori, Muslim).

Lalu setelah di tempat tidur, jangan lupa berzikir untuk kesucian batinImam Ghazali dalam kitabnya tersebut, juga menganjurkan seorang mukmin sebelum matanya terpejam, mengingatberbagai dosa dan kesalahan yang dilakukan seharian, kemudian bertaubat kepada Allah SWTserta memohon kepadaNya kekuatan untuk tidak mengulanginya lagi.

Allah SWT berfirman dalam Alquran, “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Annisa [4]:110).

Rasulullah SAW sendiri menurut Siti Aisyah terbiasa membaca istigfar. “Rasulullah banyak membaca Subhanallah wa bihamdihi, astagfirullah wa atubu ilaihi, (Maha suci Allah dengan segala pujinya, aku memohon ampun kepada Allah SWTsebelum tidur.” (HR Bukhori, Muslim)

Di antara amalan zikir lainnya adalah membaca surat-surat tertentu. Nabi Muhammad SAWsetiap malam sebelum mendatangi peraduanya, seperti dituturkan siti Aisyah, selalu membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas. “Selanjutnya beliau mengusapkannya ke seluruh tubuh yang biasa beliau jangkau. Di mulai dari kepala, wajah dan bagian depan bagian tubuh beliau. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” (HR Bukhori, Muslim).

Itulah sebagian adab sebelum tidur. Intinya bahwa kesucian lahir dan batin sebelum tidur harusmenjadi perhatian setiap mukmin. Seyognya kita senantiasa mencontoh sikap dan amalan Rasulullah SAW. Dengan amalan tersebut berarti kita telah siap untuk berjumpa denganNya. Karena setiap orang tidak tahu kapan ia akan dicabut nyawanya. Barangkali Allah SWT mencabut nyawa kita di saat tidur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement