REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menolak klaim bahwa pemerintah Suriah, sekutu utama regionalnya, telah mengerahkan senjata kimia. Iran mengatakan jika serangan itu terbukti, maka pemberontak yang harus bertanggung jawab.
"Jika informasi mengenai penggunaan senjata kimia akurat, sangat jelas mereka digunakan oleh kelompok teroris yang telah menunjukkan mereka tidak akan menahan diri dari melakukan kejahatan apapun," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, seperti dikutip kantor berita IRNA pada Kamis.
Pernyataan Zarif mengacu pada pemberontak yang terkunci dalam perang mematikan dengan pasukan Presiden Bashar Al Assad.
"Dengan para inspektur (senjata kimia) PBB sekarang berada di Damaskus dan Pemerintah Suriah dalam proses mengusir teroris kembali, mengapa pihaknya melakukan perbuatan seperti itu," tanyanya.
Zarif mengatakan Teheran mengutuk keras penggunaan senjata kimia. Iran menuduh para pemberontak Suriah punya niat buruk dan menginternasionalisasikan krisis.
Kelompok oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional, menuduh pemerintah membantai lebih dari 1.300 orang dalam serangan senjata kimia pada Rabu.
Tuduhan yang dibantah keras oleh Damaskus itu terjadi saat tim inspektur PBB berada di Suriah untuk menyelidiki tuduhan serangan senjata kimia sebelumnya yang ditujukan terhadap kedua belah pihak selama konflik 29 bulan.