REPUBLIKA.CO.ID, IZUMISANO -- Layanan terhadap wisatawan Muslim meningkat. Terbukti, Bandara Internasional Kansai, Jepang, berencana memperluas layanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.
Hal tersebut dilatarbelakangi meningkatnya jumlah pengunjung dari negara-negara Muslim Asia seperti Indonesia dan Malaysia.
Pihak Bandara Internasional Kansai akan menambah ruang shalat, restoran yang menyajikan makanan halal dan layanan lainnya untuk mengakomodasi pengunjung Muslim.
"Kami berencana menjadikan bandara Jepang sebagai bandara yang ramah bagi Muslim," kata General Manager Departemen Ritel dan Pemasaran Komersial New Kansai International Co, Akihisa Tabe, seperti dikutip dari Asahi Shimbun, akhir pekan lalu.
Bandara akan membuka dua ruang ibadah baru pada akhir Maret 2014 dan menambah ruang yang ada di gedung terminal. Lantai akan diperluas dari saat ini 30 meter persegi menjadi 270 meter persegi.
Ruang shalat akan dilengkapi kran air untuk berwudhu. Lebih dari 1.000 pengunjung menggunakan ruang shalat setiap tahun. Selama ini mereka terpaksa menggunakan wastafel di kamar mandi untuk berwudhu.
Operator bandara akan mulai melayani makanan halal di ruang tunggu pada September. Sementara restoran di bandara akan meningkatkan penawaran makanan halal yang sesuai prinsip Islam.
Upaya meningkatkan layanan ramah bagi Muslim sejalan dengan pesatnya pertumbuhan jumlah wisatawan dari berbagai negara Asia Tenggara. Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, lebih dari 1 juta pengunjung asing datang ke Jepang pada Juli.
Sebagian disebabkan kebijakan pemerintah setempat untuk mempermudah persyaratan visa bagi wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara.
Selama tujuh bulan pertama 2013, total pengunjung dari Indonesia sebanyak 73.300 orang. Naik 43,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian pengunjung yang berasal dari Bandara Internasional Malaysia 81.400 orang.
Kansai melihat pertumbuhan 70 persen dari jumlah pengunjung di 2012 dibandingkan saat 2011. Diperkirakan pertumbuhan akan berlanjut dengan adanya peningkatan pelayanan bagi Muslim dan rendahnya biaya penerbangan.
Tak hanya di Jepang, peningkatan layanan bagi pengunjung Muslim juga terjadi di India. Negara tersebut berharap dapat meningkatkan pendapatan dari pariwisata kesehatan negara-negara Muslim.
Seperti dikutip dari Two Circles beberapa waktu lalu, Rumah Sakit Global Health City Chennai di India Timur telah mendapatkan sertifikat halal untuk layanan rumah sakit. Hal itu memastikan bahwa pasien Muslim mendapat layanan halal berkualitas.
"Dengan sekitar dua miliar Muslim di seluruh dunia dan sejumlah besar wisatawan kesehatan internasional yang datang, kami melihat sertifikasi halal sebagai bentuk persetujuan meningkatkan kepercayaan pasien pada kami," ujar Chairman Global Hospitals Group, K. Ravindranath.
General Manager Global Hospitals, Muhammad Norman mengatakan dalam sertifikasi tersebut, layanan makanan dan kesehatan termasuk obat-obatan dan perawatan lain masuk dalam kategori halal.
Menjadi rumah sakit pertama di India yang memperoleh sertifikasi halal merupakan langkah pertama rumah sakit dalam menyasar pasaar halal menjanjikan. "Pasar ini masih belum matang di India, tidak seperti di Malaysia dan Singapura," ucap Norman.
CEO Halal India, Mohamed Jinna menyebut yang perlu dipahami dalam menggarap pasar halal adalah memahami budaya dan adat sehingga dapat menampung pengunjung Muslim dengan baik.
"Dengan cara ini kita bisa menghormati nilai-nilai dan kepercayaan mereka sekaligus memenuhi ceruk pasar di India," kata dia.