REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia tidak berencana ikut dalam perang di Suriah jika negara barat meluncurkan serangan militer melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Kami tidak punya rencana untuk perang dengan siapapun," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dikutip Al-Arabiya, Selasa (27/8).
Lavrov menambahkan, intervensi militer tidak akan mengakhiri perang sipil di negara Timur Tengah tersebut. "Jika ada orang yang berpikir mengebom dan menghancurkan infrastruktur militer Suriah, dan meninggalkan lokasi perang untuk oposisi dari rezim untuk menang akan mengakhiri segalanya, itu hanya ilusi," terangnya.
Dia juga memperingatkan negara barat yang mengintervensi militer ke konflik Suriah tanpa persetujuan dewan keamanan PBB merupakan pelanggaran hukum internasional. "Penggunaan pasukan tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB merupakan pelanggaran berat hukum internasional," ujar Lavrov.
Aksi militer melawan rezim Suriah menguat setelah ada laporan penggunaan senjata kimia melawan warga sipil di distrik Ghouta dekat Damaskus. Dalam sebuah laporan lebih dari 1.000 orang termasuk anak-anak tewas dalam serangan.
Amerika Serikat sebelumnya mengatakan penggunaan senjata kimia di Suriah melewati garis merah. Sementara PBB telah mengirimkan tim untuk menginspeksi penggunaan senjata di Suriah.