REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, merampungkan lawatan selama dua hari ke Pakistan pada Selasa (27/8) dengan mengundang Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif untuk mengunjungi Kabul.
Karzai datang ke Islamabad untuk bertemu Sharif pertama kali sejak terpilih sebagai perdana menteri pada Mei. Kunjungan itu dalam usaha untuk mengatasi serangkaian pertikaian yang menghalangi usaha-usaha mengakhiri perang di Afghanistan yang telah berlangsung selama 12 tahun.
Presiden Afghanistan mendesak Pakistan membantu mengatur pembicaraan perdamaian antara pemerintahnya dan Taliban, kemudian memperpanjang lawatannya sehari dari rencana semula. Kedua pemimpin bertemu untuk jamuan makan siang di Murres, kota di pegunungan, sebelah utara Islamabad, dan membahas "isu-isu yang menjadi kepentingan bersama", menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan.
"Presiden Karzai mengulangi lagi undangannya untuk Perdana Menteri Nawaz Sharif mengunjungi Afghanistan. Perdana menteri itu menerima undangan tersebut," menurut pernyataan yang dilansir AFP, Rabu (28/8) itu, dengan menambahkan bahwa jadwalnya akan dibahas kemudian.
Karzai meminta Pakistan membantu membuka dialog dengan Taliban setelah marah atas pembukaan kantor Taliban di Qatar Juni lalu. Kantor itu dipandangnya sebagai perintis jalan menuju pembicaraan dengan para pejabat Amerika Serikat.
Unsur-unsur di Pakistan dituding mendanai, mengendalikan dan melindungi Taliban. Islamabad menyatakan pihaknya akan berbuat apapun untuk menghentikan pertempuran di Afghanistan. Tapi pengamat ragu Pakistan memiliki pengaruh guna memaksa Taliban untuk berunding, dan para pejuang itu telah menolak semua kontak dengan pemerintah Karzai yang dituduh sebagai boneka AS.