REPUBLIKA.CO.ID, Ledakan bom di pinggir jalan menewaskan sembilan prajurit Pakistan dan mencederai 19 lainnya, Ahad (1/9) di barat laut dekat perbatasan dengan Afghanistan, yang dikonfirmasi sejumlah pejabat.
Peristiwa itu terjadi di daerah Boya di Waziristan Utara. Daerah ini merupakan pangkalan militan yang terkait dengan Taliban dan Al Qaida.
"Sedikitnya sembilan prajurit mati syahid dan 19 lain cedera dalam ledakan bom rakitan," kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP.
Ledakan itu menghantam salah satu kendaraan dalam konvoi lebih dari 20 kendaraan yang mengangkut prajurit reguler dan anggota-anggota pasukan paramiliter Korps Perbatasan menuju kota Miranshah dari daerah Datta Khel, tambah pejabat itu.
Seorang pejabat keamanan yang lain mengonfirmasi jumlah korban dalam serangan tersebut. Waziristan Utara adalah salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, dimana Taliban dan militan terkait Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan untuk merencanakan serangan di Afghanistan.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah barat laut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Militer AS menyerang dengan pesawat tak berawak dengan sasararn para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan barat laut. Di kawasan tersebut, militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung Pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.