REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wilayah Kabupaten Garut bagian selatan yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, sering dimanfaatkan oleh imigran gelap asal sejumlah negara sebagai pintu masuk ke negara Australia melalui Pulau Christmas.
Di pesisir Garut tersebut, jajaran kepolisian setempat tak memiliki kapal patroli dan pos pengamanan. Padahal fasilitas tersebut sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penyelundupan manusia ke Australia.
"Kita tak memiliki kapal patroli di Garut. Idealnya kita harus punya," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Drs Martinus Sitompul kepada Republika, Senin (2/9).
Selain kapal patroli, kata Martinus, di wilayah Garut selatan juga idealnya dibangun pos pengamanan pantai. Dengan berdirinya pos lengamanan pantai, imbuh dia, setiap aktivitas penyelundupan, baik manusia maupun berbagai barang ilegal bisa terpantau.
"Kita hanya memiliki kapal patroli di wilayah Sukabumi dan Pangandaran. Sementara wilayah Garut, Tasikmalaya, dan Cianjur kita tak memiliki armada tersebut. Padahal wilayah laut di Garut dan Cianjur sangat rawan penyelundupan manusia," kata dia.
Meski tak didukung sarana yang memadai, lanjut Martinus, jajaran polres di wilayah Sukabumi, Garut, Cianjur, Tasikmalaya, dan Sukabumi beberapa kali berhasil mengagalkan pengiriman manusia ke Australia.
Langkah yang dilakukan polisi di daerah untuk mengagalkan penyelundupan yaitu melalui koordinasi dengan para kepala desa dan nelayan setempat.
"Koordinasi dengan mereka terus kita intensifkan. hasilnya memang cukup terlihat. Apalagi dilengkapi dengan kapal patroli dan pos pengamanan," ujar dia.