REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walikota Jakarta Pusat Saefullah menjamin mantan pedagang kaki lima (PKL) yang kini berjualan di Pasar Blok G, Tanah Abang tidak akan direcoki lagi oleh anak wilayah yang kerap meminta sejumlah uang.
Menurutnya, anak wilayah yang jumlahnya sekitar 70 orang itu saat ini sudah bekerja sebagai petugas keamanan. Sehingga, mereka juga tidak akan mengajak pedagang untuk kembali berjualan di jalan.
"Anak wilayah sudah banyak yang dimaanfaatkan oleh Pusat Grosir Blok A, Blok B, dan Metro. Tadi saya sudah nanya sama pengelolanya ini security dari mana? Ternyata dari anak wilayah," kata Saefullah kepada Republika, Kamis (5/9).
Karenanya, Saefullah menjamin, pedagang di Pasar Blok G bisa mencari nafkah dengan tenang tanpa dihantui bayang-bayang preman lagi.
Salah satu pedagang yang bernama Dewi mengaku tenang setelah pindah berjualan di Pasar Blok G. Menurut Dewi, selama berjualan di tempat tersebut, tidak pernah ada lagi preman yang meminta uang. "Ya mudah-mudahan seterusnya enggak ada preman lagi," kata dia.
Dewi menuturkan saat masih berjualan di jalan, ia harus membayar biaya Rp 400 ribu per bulan ke preman untuk biaya sewa lapak. Menurut dia, telat sehari saja membayar sewa, maka pedagang akan diusir.
Tidak hanya itu, setiap hari selalu ada saja 'preman kecil' yang memalak uang mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10 ribu kepada setiap lapak pedagang. Namun, karena ingin tetap berdagang, dia dan teman-temannya terpaksa mengeluarkan uang yang tidak sedikit tersebut.