Kamis 05 Sep 2013 17:10 WIB

Akindo: Mogok Berjualan Kedelai Bukan Solusi

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) menilai rencana Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) untuk mogok berjualan tahu dan tempe mulai Senin (9/9) depan hingga Rabu (11/9) bukanlah sebuah solusi.

Direktur Eksekutif Akindo Yus'an mengatakan, mahalnya harga kacang kedelai sebagai bahan baku utama tahu dan tempe akibat melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Namun, pelemahan nilai tukar rupiah ini diluar kuasa perajin tahu tempe, importir kedelai, bahkan pemerintah," katanya kepada Republika di sela-sela diskusi mengenai dampak harga kacang kedelai akibat pelemahan rupiah di Jakarta, Kamis (5/9).

Dia menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah ini berdampak kepada semua komoditas yang diimpor, termasuk elektronik, otomotif, gandum, hingga kacang kedelai.

Untuk itu, pihaknya memaklumi jika para perajin tahu dan tempe, penjual, maupun importir kedelai mengeluh jika omzet yang mereka peroleh berkurang.

Jadi, merupakan hal yang logis kalau penjual maupun perajin tahu dan tempe mengeluh karena harga kedelai ditentukan oleh kurs rupiah. Namun dia menegaskan, mogok berjualan bukan solusi.

"Karena kalau mereka benar-benar mogok jualan, pendapatan yang mereka peroleh semakin terpengaruh," tuturnya.

Dia menegaskan, harga kedelai tidak akan turun selama kurs rupiah melemah. Sehingga harus ada penyesuaian harga tahu dan tempe itu supaya para perajin terus berproduksi tahu dan tempe dan penjual bisa tetap menjualnya.

Pihaknya berharap ada pemahaman mengenai keadaan tersebut. "Kami juga sudah berkomunikasi dengan Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin untuk membahas bahwa mogok berjualan bukanlah solusi (masalah)," ujarnya.

Sebelumnya, Kopti mengumumkan surat edaran bahwa mulai dari Senin (9/9) depan hingga Rabu (11/9) mendatang, para pedagang tahu dan tempe se-Indonesia akan melakukan mogok berjualan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement