REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh menginstruksikan agar NU menjalankan politik tingkat tinggi dan menghindari bermain di politik kelas rendah.
"Politik tingkat tinggi di sini adalah politik kenegaraan, politik kerakyatan, dan politik etika," kata Kiai Sahal saat pembukaan Rapat Pleno PBNU di Kampus Universitas Sains Al Quran, Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu.
Melalui politik tingkat tinggi, lanjut dia, NU akan bisa meningkatkan peran dalam membantu pemerintah di bidang pemberdayaan masyarakat.
Secara terpisah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa NU secara kelembagaan harus menghindari politik praktis.
"NU secara lembaga tidak boleh terseret dalam dukung mendukung politik praktis, baik itu pileg, pilbub atau pilwali, serta pilgub sampai pilpres," katanya.
Namun, lanjut Said Aqil, secara pribadi orang NU tidak dilarang berpolitik karena itu merupakan hak warga negara.
"Kalau ada orang NU berpolitik itu wajar, tapi jangan membawa-bawa organisasi," katanya.
Said Aqil menyatakan jajaran Tanfidziyah PBNU siap menjalankan instruksi Rais Aam seperti yang tertuang dalam AD/ART organisasi, yaitu memberikan sanksi kepada pengurus harian yang terlibat dalam politik praktis.