Senin 09 Sep 2013 21:27 WIB

Perajin Tahu dan Tempe Serang Mogok Produksi

 Perajin menata peralatan pembuatan tempe yang tidak digunakan akibat aksi mogok di sentra pembuatan tempe Utan Panjang, Jakarta, Senin (9/9).    (Republika/Aditya Pradana Putra)
Perajin menata peralatan pembuatan tempe yang tidak digunakan akibat aksi mogok di sentra pembuatan tempe Utan Panjang, Jakarta, Senin (9/9). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--Sejumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten dan Kota Serang, Banten, menghentikan produksinya sejak tiga hari lalu, karena langkanya kedelai, kalaupun ada jumlahnya sangat terbatas, dan harganya juga tinggi.

"Sudah tiga hari saya tidak berproduksi, sebab harga kacang kedelai melambung tinggi mencapai Rp10.000 per kilogram (kg), padahal sebelumnya Rp4.000/kg, kata Damanhuri (60), pengusaha tempe dan tahu di Kampung Pasar Baros, Desa/Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Senin.

"Sejak hari Sabtu (7/9), saya sudah berhenti produksi. Karena kalau memaksakan untuk tepat produki dengan harga kacang kedelai melambung tinggi akibatnya bukan untung malah sebaliknya merugi drastis," katanya.

Damanhuri yang sudah 30 tahun berkecimpung di usaha tempe dan tahu, mengaku bingung dengan harga kedelai yang melambung tinggi. "Waktu harga kacang kedelai Rp4.000/kg saja keuntungan yang diperoleh sangat minim, apalagi kalau harga sebesar itu," katanya setengah bertanya.

Ia menjelaskan setiap berproduki bahan baku yang dibeli kacang kedelai 50 kilogram dan dibuat untuk tiga jenis harga tempe dengan harga bervariatif Rp600?Rp2.000 sebanyak 40-50 buah, dan keuntungan yang diperoleh perkilogramnya Rp3.000 - Rp4.000. "Jadi, kalau untuk saat ini memaksakan untuk produksi sama saja membuang uang bukannya untung malah modal habis," ujarnya mengeluh.

Untuk saat ini keberadaan tempe dan tahu di Pasar Baros di Kecamatan Baros, Pasar Ciruas di Kecamatan Ciruas langka, begitu juga di Pasar Anyer dan sejumlah pasar di wilayah Kota Serang.

Senada dikatakan, Samlawi (50), yang juga pengusaha tempe berlokasi di Kampung Asem Gede, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan/Kota Serang selama 20 tahun sudah tiga hari terakhir berhenti produksi. "Iya sudah tiga hari karena harga kacang kedelai melambung tinggi," ujarnya.

Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang, Suganda membenarkan terjadi kelangkaan pada tiga pasar tersebut selama tiga hari terakhir berdasarkan hasil monitoring.

Dengan kelangkaan itu, lanjutnya, pihak Koperasi tahu tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Serang tengah berupaya mengeluarkan pasokan kacang kedelai tersebut lantaran impor terhambat berdampak melambungnya harga kacang kedelai.

"Untuk saat ini tengah diupayakan berbagai langkah oleh pihak Kopti Kabupaten Serang. Kami hanya memantau saja," kata Suganda. AF*R010

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement