REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Soegeng Sarjadi, mengatakan bahwa mundur tidaknya Dahlan Iskan maupun Gita Wirjawan dari jabatan menteri bisa tunggu kepastian pada 15 September saat pengumuman peserta konvensi. Hingga saat ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum meminta agar menteri-menteri yang ikut konvensi untuk mundur.
SBY, ujar Soegeng, pada Rabu (11/9) itu memang memanggil 11 peserta konvensi. "Namun dalam kesempatan itu SBY hanya memberikan arahan, bukan menyuruh para menterinya yang ikut konvensi untuk mundur," ujarnya di Jakarta, Kamis, (129).
Dalam aturan konvensi, kata Soegeng, juga tidak ada aturan menteri harus mundur jika ikut konvensi. SBY sendiri juga tidak membicarakan itu. Arahan SBY, terang Soegeng, semalam hanya seperti kalau orangtua memberikan wejangan. "Sebagai presiden yang akan turun jabatan dia seolah memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada para peserta konvensi,"terangnya.
Kepada kesebelas peserta konvensi, ujar Soegeng, SBY meminta agar mereka mampu memenangkan hati rakyat. "Para peserta diminta saling berkompetisi di dalam, namun berkolaborasi di luar untuk memenangkan Demokrat agar meraih suara rakyat," ujarnya.
SBY, kata Soegeng, berpesan kepada para peserta agar tidak banyak mengumbar janji kepada rakyat. Dalam debat nanti, ujar Soegeng, peserta sebaiknya tidak debat untuk menjatuhkan orang lain. Namun debat untuk memenangkan hati rakyat.
Terkait adanya tudingan SBY mendukung Pramono Edhie, Soegeng mengatakan, SBY tidak hanya mendukung Pramono saja. Beliau juga mendukung para peserta lainnya. "Dalam komite konvensi terdapat 10 anggota independen. Tidak mungkin SBY melawan 10 anggota independen," ujar Soegeng.
Sementara itu, saat dihubungi, Dahlan Iskan belum mendengar arahan dari SBY untuk mundur dari jabatannya. Melalui SMS dia mempertanyakan, "Yang menyuruh mundur ini, SBY apa Ruhut," katanya. Namun saat dimintai keterangan lebih lanjut, Dahlan enggan mengangkat telepon.