REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kelompok suporter fanatik Persib Bandung, Viking, bereaksi keras atas putusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menjatuhkan sanksi berupa larangan hadir pada laga tandang selama setahun. Keputusan tersebut dinilai semakin menunjukkan tidak becusnya para pengurus PSSI.
Komdis menjatuhkan sanksi tersebut sebagai ganjaran atas tingkah laku buruk suporter Persib saat menghadiri laga tandang Persib melawan Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, 28 Agustus.
Suporter Persib dituding menjadi penyebab utama atas terjadinya kericuhan pada laga tersebut. Mereka melanggar Kode Disipilin PSSI pasal 75 ayat 7 terkait aturan suporter pendukung tim tamu yang jika melakukan kerusuhan akan dihukum dengan sanksi larangan memasuki stadion sekurang-kurangnya tiga bulan.
Selain memancing kerusuhan dengan fans Persija, mereka juga terbukti melakukan pelemparan berupa kertas dan botol plastik ke dalam lapangan saat pertandingan memasuki menit ke-61. Pertandingan pun beberapa kali sempat dihentikan akibat adanya kericuhan.
Ketua Viking, Heru Joko, sangat menyesali sikap Komdis yang membuat keputusan tanpa lebih dulu mendengar penjelasan langsung dari pihak bersangkutan. "Jangan langsung vonis dong," kata Heru, Kamis (12/9).
Heru menegaskan sama sekali tidak pernah mendapat undangan untuk memberikan keterangan. Padahal, cetus Heru, yang namanya mengadili harusnya ada proses yang wajib dilakukan. Yakni dengan mendengar pembelaan dari yang diduga bersalah. "Memang, seharusnya yang mengurus olahraga itu adalah orang olahraga. Kalau bukan, beginilah akibatnya. Keputusan ini tidak adil," ketus Heru.
Heru mengakui adanya aksi pelemparan oleh para bobotoh. Namun aksi itu tidak berlangsung lama karena sesama bobotoh terus saling mengingatkan. Artinya, kata Heru, para suporter Persib sudah beritikad baik untuk tidak melakukan aksi yang merugikan. "Itu semua terjadi karena tingginya tensi pertandingan. Lagipula kericuhan itu tidak berlanjut. Ini kami sayangkan karena Komdis tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya," lanjutnya.
Terlepas dengan adanya aksi pelemparan, Heru meminta PSSI untuk bisa melihat dari perspektif yang lebih luas. Sebab, pertandingan di Sleman antara Persija dan Persib sebenarnya berpotensi menjadi kerusuhan besar. Apalagi pertandingan duel musuh bebuyutan ini akhirnya kembali dihadiri kedua kubu suporter. Namun berkat kerja keras dari panita pelaksana, polisi keamanan setempat, serta toleransi antar suporter, kericuhan kecil di dalam stadion tidak berimbas ke hal yang lebih besar.
Terlebih dari itu, keputusan sanksi melarang suporter untuk hadir pada laga tandang akan memutus tali silaturahmi antar suporter, baik itu dengan sesama pendukung Persib ataupun tim lain. Contohnya, ungkap Heru, ketika Persib main di daerah tertentu, maka suporter Persib di daerah tersebut pasti akan melakukan sambutan untuk pendukung yang datang langsung dari Bandung. "Laga tandang adalah ajang silaturahmi. Selain itu, kami ini juga bukan suporter yang hanya diam di kandang," ungkapnya.
Meski mengaku geram, Heru mengatakan Viking tidak akan melakukan perlawanan apapun. Namun ia berharap manajemen Persib Bandung mau mengajukan banding.