Jumat 13 Sep 2013 15:22 WIB

Anies: Pesan Terakhir Ayah, Jangan Pernah Lepaskan Amanat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan
Foto: Republika/Palupi
Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Anies Baswaden mengenang almarhum ayahnya selama masih hidup. Ia juga mengaku sempat bertemu ayahnya sekitar dua minggu yang lalu. 

"Terakhir ketemu dua minggu lalu, pesannya selalu jalan terus, saya juga mendikusikan aktivitas terakhir. Pesan beliau selalu jalan terus, maju dengan baik dan benar. Jangan pernah melepaskan amanat," katanya usai melakukan sholat jenazah di masjid Al-Ittihad yang tak jauh dari rumah duka di Jalan Kaliurang Km 5, gang Grompol no 18, Yogyakarta, Jumat (13/9).

Menurutnya, Rasyid Baswaden juga merupakan sosok yang tegas dan sederhana. Almarhum dinilai sangat berani dalam berbagai hal dan selalu tawadhu. "Beliau biasanya yang khutbah disini (masjid Al-Ittihad), namun kali ini ke masjid bukan untuk khutbah," tambahnya. 

Ia mengatakan, almarhum sebelum meninggal telah dirawat di rumah sakit Sarjito Yogyakarta. Namun, sekitar pukul 04.30 WIB, almarhum dinyatakan meninggal. "Tidak ada sakit khusus hanya memang mengalami struk sejak dua tahun lalu. Dan dua bulan lalu juga mengalami struk ringan," tambahnya. 

Rasyid Baswedan lahir di Kudus pada 21 September 1934. Ia sudah pensiun dari mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). Almarhum dan keluarganya telah tinggal di Jalan Kaliurang Km 5, gang Grompol no 18, Yogyakarta sejak 1976. 

Di rumah duka, puluhan karangan bunga juga terlihat dari berbagai kalangan. Seperti dari SBY dan Ani bambang yudhoyono, Jusuf Kalla, Roy Suryo, dan Amir Syamsudin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement