Selasa 17 Sep 2013 19:11 WIB

Musim Dingin Buat Petani Australia Sedih

Red:
Hugh Gurney, salah satu petani di Australia
Hugh Gurney, salah satu petani di Australia

CANBERRA -- Para petani di Australia tengah dirundung kesedihan. Pasalnya musim dingin di Benua itu telah memberikan kondisi pertumbuhan tanaman yang sangat sempurna bagi kawasan pertanian yang terdapat di Tenggara Queensland dan Victoria, tapi kondisi baik ini dirusak oleh merosotnya harga produksi pertanian di pasaran.

Hugh Gurney dari kelompok petani nasional ternama – Ausveg mengatakan kelayakan keuangan yang ada saat ini memicu sedikit aksi keseimbangan.  "Saat ini ada banyak produk pangan yang beredar dipasaran dan hal itu membuat para petani kesulitan untuk menentukan harga produk yang pantas,"  katanya.

Banyak petani lainnya menyatakan mereka tidak menerima keuntungan yang memadai dibandingkan biaya produksi yang telah mereka keluarkan.

Petani dari kelompok petani  Wayne Allum di Barat Daya Brisbane mengaku mendapat bayaran yang sangat rendah dari para tengkulak. "Saya mengirim 2000 boks tomat ke pasar sebelum natal lalu dan saya hanya memperoleh bayaran  $1.40  per boks, padahal setiap boksnya saya keluar biaya $1,90" keluhnya.

"Saya mengemas tomat-tomat itu semalaman karenanya saya sangat kecewa hanya menerima bayaran sebesar itu."

Karena situasi sulit seperti ini Allum akhirnya memutuskan menjual sendiri hasil kebunnya di pinggir jalan untuk menambah pendapatannya.

"Saya biasa menanam berbagai macam benih dan saya menjualnya dibelakang kendaraan pick-up saya," ceritanya.

"Saya melakukan itu untuk menambah penghasilan karena saya harus memiliki pendapatan setiap pekan untuk bertahan hidup.”

Sejumlah penjual meyakini menjual tanaman pangan lokal dari toko-toko kecil adalah solusi dari kondisi sulit ini.

Mark Vogler petani hijau independen di Aratula, selatan kota Peak Crossing.

"Saat ini penting sekali bagi para petani kita untuk saling memberikan dukungan," katanya.

Vogler mengatakan dia mengambil hampir sebagian dari pasokan produk pangannya dari Tenggara Queensland atau yang lebih dekat dari rumahnya di Scenic Rim  dan Lockyer Valley jika mungkin.

Vogler mengatakan supermarket besar ternama memberi pengaruh pada harga produk pangan yang ditentukan tengkulak karena kekuatan pasar mereka, dan itu artinya petani mendapat keuntungan lebih sedikit

"Saya berhenti menjadi petani, saya berbicara tentang pertanian yang besar dan pertanian skala kecil dan mereka semua merasakan pukulan yang dipicu oleh supermarket-supermarket besar tersebut.

Kawasan pertanian marak dijual

Data Biro Statistik Australia  menunjukan pada tahun 2011 lalu ada sekitar 157 ribu petani di Australia.

Angka itu menurun 40 persen selama 30 tahun terakhir, dan menurun 15% dalam 5 tahun terakhir.

Namun supermarket utama mengatakan mereka menawarkan keamanan yang lebih baik kepada petani dengan langsung membeli dari mereka.

Coles dan Woolworths saat ini mengambil produk segarnya langsung dari pertanian.

Dalam pernyataannya Coles kepada ABC mengatakan "Kita menghargai para petani kita terus menerus menghadapi peningkatan biaya produksi dan karenanya kami percaya dengan bermitra langsung dengan penyalur maka kami akan menyediakan transparansi dalam harga dan besaran penjualan."

Sementara Woolworths dalam pernyataannya mengatakan "Kita bekerja erat dengan para petani dalam jangka panjang dan keberlanjutan sehigga kita mendapat harga yang seimbang antara suplay dan permintaan dan untuk memastikan petani mitra kita mendapat harga yang pantas.”

Juru bicara Ausveg Hugh Gurney mengatakan sistem ini hanya bisa berjalan pada sejumlah petani saja.

"Kita mengetahui petani banyak yang menjual langsung ke supermarket dan mereka baik-baik saja. tapi kita juga mendengar sejumlah petani yang menerapkan sistem bermitra dengan supermarket dan mereka berjuang mendapatkan harga yang pantas.” Katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement