REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung, mengatakan idealnya rekrutmen calon presiden di Partai Golkar dilakukan melalui sistem konvensi. Karena, konvensi merupakan kemajuan politik yang menjadikan demokrasi berjalan sehat dan adil.
"Sebagai Dewan Pertimbangan, kami coba mengusulkan satu alternatif rekrutmen capres Golkar melalui keterlibatan pengurus tingkat II. Walaupun, sebenarnya idealnya kan konvensi," kata Akbar di kediamannya di Jalan Purnawarman, Jakarta, Selasa (17/9).
Dalam khazanah politik terutama pascareformasi, menurut Akbar, konvensi Partai Golkar pada pemilu 2009 cukup berhasil. Dari 19 orang peserta konvensi, lima di antaranya hingga saat ini muncul sebagai tokoh-tokoh yang terus diperhitungkan dalam dunia politik.
Misalnya, Wiranto yang saat itu memenangkan konvensi sekarang terus bertahan menjadi politisi Hanura yang juga akan maju dalam bursa pencapresan.
Konvensi Partai Golkar juga menghasilkan Aburizal Bakrie yang kini memimpin Golkar. Kemudian Prabowo Subianto yang mendirikan Gerindra dan menjadi capres dengan elektabiitas sangat diperhitungkan.
Selain itu, ada pula Surya Paloh yang juga disebut siap maju menjadi capres dengan Partai Nasdem.
"Memang banyak yang menyebut konvensi Golkar akal-akalan saya. Tapi, akhirnya disadari konvensi itu sungguh-sungguh. Bahwa pemenang konvesi tidak jadi presiden itu soal lain," ujarnya.