REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekayaan budaya Indonesia ternyata tak hanya berupa tarian saja yang diklaim oleh negara lain. Bahasa Indonesia pun dicaplok oleh bangsa lain.
'Kamus Bahasa Melayu Nusantara' isinya 50 persen lebih mengambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus tersebut dibuat oleh Brunei Darussalam.
''Bahasa kita dicaplok ke kamus mereka, ini efeknya politik. Seolah-olah bahasa Melayu milik mereka dan di internasional mereka yang naik,'' ujar Anggota Komisi X DPR RI, Itet Tridjajati Sumarijanto, kepada Republika Online, Rabu (18/9).
Itet mengatakan Indonesia selalu kecolongan. Sering kali, kekayaan budaya bangsa ini diklaim oleh negara lain sebagai milik mereka. Karena, Indonesia selalu kekurangan anggaran untuk melindungi kekayaan budaya dan bahasa sendiri.
''Kami tidak ingin, kekayaan budaya kita termasuk bahasa, terus diklaim oleh bangsa lain. Makanya, anggaran untuk peningkatan bahasa akan kami upayakan bertambah,'' katanya.