REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sementara jam berdetik menanti terlaksananya kesepakatan Rusia-Amerika Serikat (AS), Washington, menyatakan pihaknya berharap Suriah menyerahkan daftar senjata kimianya dalam beberapa hari ke depan.
Pada Sabtu (21/9), Presiden Suriah Bashar al-Assad diberikan waktu sepekan untuk membuat deklarasi penuh dari cadangan senjata kimianya berdasarkan perjanjian yang disepakati di Jenewa.
Para pejabat AS yang melakukan perjalanan dengan Menteri Luar Negeri John Kerry untuk menghadiri pertemuan Jenewa dengan timpalannya dari Rusia Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyebutkan jika tenggal waktu bagi Presiden Suriah Bashar as-Assad akan habis pada Jumat malam atau Sabtu pagi.
"Kami berharap mereka mengirimkan (daftar senjata kimia itu) dalam waktu sepekan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf kepada wartawan, Kamis (19/9).
"Jelas kita semua mengatakan jika ini adalah tenggat waktu yang ambisius, tetapi kami percaya bahwa situasi ini sangat serius sehingga tindakan perlu diambil secepat mungkin. "
Di tengah-tengah isyarat yang menyebutkan ada ruang untuk berkelit, Harf menekankan jika Kerangka Jenewa tidak menggunakan istilah tenggat waktu.
Para pejabat AS mengatakan deklarasi Suriah akan menjadi tes pertama keseriusan rezim dalam upayanya menyerahkan senjata kimia pada kendali internasional.
Berdasarkan ketentuan kerangka Jenewa, Damaskus akan memberikan akses pakar senjata ke situs persenjataannya, dengan tujuan untuk memusnahkan persenjataan itu pada pertengahan 2014.
Pengawas senjata kimia dunia, Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia, akan bertemu pada Minggu di kantor pusat di Den Haag untuk membahas kerangka kesepakatan tersebut.
Diharapkan Suriah akan menyerahkan daftar senjata itu kepada OPCW , karena itu adalah salah satu langkah pertama untuk bergabung dengan organisasi tersebut.
Diskusi terpisah sedang berlangsung di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menyusun resolusi PBB terkait tindakan yang akan diambil jika Suriah gagal untuk mematuhi upaya internasional guna memusnahkan senjata kimianya.