Jumat 20 Sep 2013 17:57 WIB

Pedagang Sering Tak Tahu Gula Rafinasi

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Gula Rafinasi (ilustrasi)
Foto: Corbis
Gula Rafinasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Gula rafinasi tak boleh dijual dalam bentuk eceran (kiloan) seperti halnya gula pasir yang dikonsumsi masyarakat pada umumnya (gula pasir).

"Karena gula rafinasi ini sebetulnya khusus untuk kebutuhan industri makanan/ minuman yang dijual dalam bentuk zak," kata Kepala Seksi Pengawasan Perdangan Dinas Perindustirian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY, Yanto Apriyanto kepada Republika.

Namun untuk orang awam akan sulit membedakan antara gula rafinasi dengan gula pasir. Sebab gula rafinasi bentuk dan warnanya mirip dengan gula pasir, tapi  gula rafinasi yang disebut juga row

sugar warnanya putih sekali dan rasanya tidak begitu manis. Berbeda halnya dengan gula pasir yang diproduksi pabrik Gula Madukismo, warnanya agak krem.

Yanto tidak membantah kalau gula rafinasi sudah masuk di pasar-pasar tradisional di DIY. Namun pedagang gula di pasar tidak bisa disalahkan, karena mereka biasanyamendapatkan pasokan dari pedgang besar yang sudah mengemasnya dalam bentuk plastik kiloan.

Gula rafinasi sebetulnya hanya digunakan untuk industri kecil/UKM yang membuat makanan dan minuman.  Sehingga pembeliannya tidak eceran melainkan dalam bentuk zak.

"Karena itu dia tetap melakukan pengawasan ke distributor dan sub distributor supaya gula rafinasi tidak sampai ke pasar untuk dijual eceran," kata dia.

Menurut dia, gula yang ada di DIY banyak yang berasal dari luar DIY baik itu gula rafinasi maupun gula pasir biasa. Apalagi kebutuhan guna di DIY termasuk tinggi dibandingkan dengan daerah lain.

Dikatakan Yanto, kebutuhan gula di DIY sekitar 85 ribu ton per tahun dan yang bisa dipenuhi dari pabrik gula Madukismo Yogyakarta hanya sekitar 15 ribu  ton, sehingga yang 70 ribu ton dipasok dari luar DIY.

Sebetulnya produksi gula di pabrik gula Madukismo sekitar 35 ribu ton per tahun, tetapi sekitar 20 ribu ton untuk kebutuhan luar DIY karena dijual melalui lelang.

Kebutuhan gula di DIY yang berasal dari luar DIY berasal dari perusahaan di Cilegon, Lampung, Jawa Timur yang memproduksi juga gula rafinasi. Di Indonesia ada 11 pabrik gula yang memproduksi gula rafinasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement