REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pengawas Senjata Kimia Internasional mengatakan, tengah mempelajari data yang dikirimkan Suriah tentang persediaan gas beracun dan zat kimia. Namun, juru bicara Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) meminta data lebih rinci dari Damaskus.
Suriah sepakat menyediakan daftar semua kepemilikan senjata kimia. Mereka diyakini memiliki seribu ton racun kimia. Semua persediaan senjata itu akan dibongkar dan dimusnahkan pada pertengahan tahun depan di bawah kesepakatan AS-Rusia.
AS, Inggris, dan Prancis menuduh pasukan pemerintah Suriah melakukan serangan kimia ke distrik Ghouta, Damaskus pada 21 Agustus yang menewaskan ratusan orang. Pada Senin lalu, PBB mengkonfirmasi dalam sebuah laporan agen saraf sarin digunakan dalam serangan tersebut, meski tidak menyebut pihak yang bertanggung jawab.
AS mengancam aksi militer ke Suriah tapi ditunda karena menyepakati pelucutan senjata kimia dengan Rusia. Juru bicara OPCW, Michael Luhan mengatakan data Suriah merupakan deklarasi awal. Dia mengatakan tengah memeriksa data tersebut.
Namun, dia menolak menjelaskan apa isi data di dalamnya. Seorang diplomat PBB mengkonfirmasi rincian senjata kimia telah diserahkan. Dia menambahkan data tersebut cukup panjang dan sudah diterjemahkan. Dalam laporan BBC, tidak jelas berapa banyak informasi senjata Suriah yang diserahkan.
Dalam kesepakatan AS-Rusia, penyelidik akan ke Suriah pada November. Mereka akan melakukan penilaian awal dan mengawasi penghancuran peralatan tertentu. Penghancuran semua senjata kimia Suriah kemudian ditenggat pada pertengahan 2014.