REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Hampir 70.000 orang meninggalkan tempat tinggal mereka akibat banjir baru-baru ini yang disebabkan oleh topan di Filipina. Hal tersebut diungkapkan Pemerintah Filipina Selasa (24/9).
Bagian utara negeri itu diterjang topan yang tercipta oleh musim hujan, sementara pemerintah memusatkan perhatian pada bantuan buat korban bencana alam tersebut.
Wakil Juru Bicara presiden Filipina Abigail Valte, di dalam satu taklimat, mengatakan semua lembaga terkait pemerintah sekarang mengurus 15.863 keluarga, atau 69.747 orang yang menjadi korban hujan.
Ia mengatakan 131 pusat pengungsian dibuka di empat wilayah Filipina Utara, seperti di Wilayah Ibu Kota Nasional, Luzon Tengah, Calabarzon dam Mimaropa, untuk mengurus sebagian keluarga yang mengungsi.
"Pada saat ini, kami tak ingin menuding, mengingat masih ada 69.747 orang yang saat ini menghadapi situasi tidak normal akibat musim hujan barat-daya," kata Valte, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Selasa(24/9) malam.
Menurut dia, air di beberapa sungai di Luzon Tengah telah meluap akibat hujan terus-menerus yang dipicu oleh musim hujan barat-daya, sehingga mengakibatkan tanah longsor terutama di Provinsi Zamboanga. Tanah longsor dan banjir menewaskan sebanyak 25 orang di Zambales, katanya.
Valte mengatakan Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya (DPWH) brencana mempekerjakan perusahaan swasta untuk mengeruk sungai di provinsi itu dalam upaya meringankan banjir yang bertambah parah di sana.