REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) tidak lagi mempersoalkan dijadikannya markas koalisi sekretariat gabungan (setgab) sebagai media center peserta konvensi Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo. PAN menilai eksistensi Setgab sudah tidak bermakna apa-apa lagi sebagai forum komunikasi antarparpol koalisi di pemerintahan.
"Keberadaannya antara ada dan tiada. Setgab sudah tidak efektif sebagai forum komunikasi yang mempertemukan ide dan kepentingan antar parpol koalisi di pemerintah," kata Ketua DPP PAN, Viva Yoga Mauladi, saat dihubungi, Selasa (24/9).
Dengan adanya peristiwa pengalihgunaan markas setgab, Viva menilai, itu menunjukkan bahwa Partai Demokrat sudah tidak membutuhkan keberadaan Setgab lagi. Karena sebagai koordinator dari parpol koalisi semestinya lebih aktif menjembatani komunikasi antar parpol koalisi. "Kejadian ini semakin menandaskan bahwa Partai Demokrat sendiri yang ingin menghapus keberadaan Setgab," ungkapnya.
Harusnya, lanjut Viva, menjelang Pemilu legislatif, di samping seluruh parpol fokus mempersiapkan pemilu, juga harus menjaga kinerja pemerintahan. Dalam menjalankan amanat konstitusi agar terus meningkatkan fungsi-fungsi pelayanan publik bagi masyarakat.
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo baru saja meresmikan 'Edhie Wibowo 55' sebagai media center yang akan memperlancar langkahnya dalam konvensi capres Partai Demokrat. Media center yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 43 tersebut, ternyata bukan milik Pramono melainkan kepunyaan koleganya, Djan Faridz.
Rumah asri yang letaknya tidak jauh dari Taman Surapati, Menteng, tersebut bukan kali pertama digunakan untuk aktivitas politik. Rumah dengan arsitektur khas Belanda itu sebelumnya kerap dipakai sebagai tempat berkumpulnya anggota sekretariat gabungan (setgab) pendukung pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya memang sebelumnya sedang mencari tempat yang pas, saya dan Pak Djan memang sering ngobrol-ngobrol. Saya nyari, Pak Djan tawarkan untuk pakai rumah ini," kata Pramono, Senin (23/9). Pramono menegaskan, rumah dengan status pinjaman itu akan dipakainya sampai konvensi berakhir. Begitu konvensi selesai, bahkan sekalipun ia menjadi pemenang konvensi, media center itu akan dikembalikan kepada Djan Faridz.