Selasa 24 Sep 2013 22:34 WIB

Pengamat: Jangan Tertipu Figur Capres Survei

Survei bursa capres 2014
Foto: Antara
Survei bursa capres 2014

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sudjito menghimbau rakyat tidak terkecoh sosok figur calon presiden populer, apalagi terkait tingginya elektabilitas yang dipaparkan sejumlah lembaga survei.

Menurutnya, berbagai paparan lembaga survei tentang elektabilitas juga tidak perlu menjadi acuan. Sebab, justru berpotensi hanya menjadi pengecoh objektivitas masing-masing capres.

"Sebaiknya 'track record' calon harus lebih diperhatikan. Kemudian, seberapa strategis program yang akan diangkat untuk menjawab persoalan Indonesia pasca-2014," kata pengajar Sosiologi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM ini.

Figur, kata Arie, sebaiknya jangan menjadi landasan tunggal dalam menentukan pilihan capres, melainkan perlu pertimbangan rekam jejak serta program partai yang mengusungnya.

"Sekarang baru ada figur menonjol kaget, tanpa mempertanyakan rekam jejak serta latar belakang program strategis yang diusung. Ini menandakan politik hanya berdasarkan orang," kata Arie di Yogyakarta, Selasa (24/9).

Menurutnya, terlepas persoalan figur, calon pemilih perlu lebih jauh mempertimbangkan substansi atau nilai dari agenda yang akan diusung masing-masing capres.

Arie berkata, persoalan bangsa mencakup aspek keamanan, hukum, sosial, budaya dan ekonomi, yang perlu diangkat dan ditanggapi masing-masing capres dalam program politiknya. Bersamaan dengan itu, kalangan media juga perlu berperan mensosialisasikan substansi dari masing-masing capres secara proporsional, bukan hanya cenderung mengiklankan figur.

"Di televisi kan kebanyakan hanya terus-menerus menonjolkan permukaan figur beberapa capres semata. Hal tersebut sama sekali tidak mengedukasi calon pemilih," katanya.

Ketika orientasi seluruh pemilih hanya semata berdasarkan figur, menurut dia, maka saat ini telah terjadi fenomena pendangkalan demokrasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement