REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kelompok pemberontak penting Suriah mengatakan Selasa malam bahwa mereka tidak mengakui kelompok oposisi berbasis asing termasuk Koalisi Nasional.
"Koalisi Nasional dan pemerintah yang diusulkan di bawah Ahmad Tomeh (yang baru-baru ini dipilih) tidak mewakili kami, kami juga tidak mengenalinya," kata 13 dari kelompok pemberontak terkuat Suriah.
Kelompok-kelompok itu termasuk para anggota pemberontak besar Tentara Pembebasan Suriah dan banyak kelompok dari garis keras lainnya.Di antara penandatangan adalah Liwa al-Tauhid, pasukan pemberontak utama di provinsi utara Aleppo, dan jihad Front Al-Nusra.
Kelompok garis keras tetapi non-jihad Ahrar al-Sham juga menandatangani penolakan itu, seperti yang dilakukan Divisi ke-19, penambahan relatif baru namun penting terhadap arus utama FSA.
Dalam pernyataan bersama, mereka juga menyerukan hukum Islam diterapkan. "Kekuatan ini menyerukan kepada semua kelompok militer dan sipil untuk bersatu secara jelas, konteks Islam itu ... didasarkan pada syariah (hukum) Islam, sehingga menjadi satu-satunya sumber hukum," kata mereka.
Mereka menyerukan "persatuan" dan "menolak perpecahan ... menempatkan kepentingan bangsa (yang beragama Islam) di atas kepentingan (masing-masing) kelompok".
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya aksi kekerasan pejuang dari berbagai faksi di seluruh spektrum pemberontak terhadap kelompok Front Al-Qaida, Negara Islam Irak (ISIL).