REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri, mengatakan konflik internal yang menerpa PSSI membuat dia kesulitan dalam blusukan mencari pemain-pemain muda bertalenta.
Tapi, Indra akhirnya mampu mewujudkan sebuah tim yang kemudian sukses meraih juara Piala AFF U-19 2013 pada Ahad (22/9) lalu.
''Jujur, saat itu sangat bermasalah dengan pendanaan,'' kata Indra dalam wawancara eksklusif dengan wartawan Republika Online, Satria Kartika Yudha.
''Krisis dan konflik PSSI membuat saya kesulitan mendapat sokongan dana,'' katanya.
Tapi, sebagai pelatih, Indra memiliki beban tanggung jawab sehingga dia terus mencoba mencari cara. ''Saya tidak mau pasrah dengan keadaan. Saya harus punya inovasi,'' kata pelatih kelahiran Sumatera Barat ini.
Indra mengaku mencoba menyentuh para pegiat dan pemerhati sepak bola di daerah, seperti pengurus SSB, Pengcab, Pengprov. Indra menyampaikan niat bahwa dia ingin melihat potensi pemain di daerah mereka. ''Alhamdulillah, mereka mau membantu biaya perjalanan saya,'' kata Indra.
Lebih jauh, Indra mengatakan idealnya untuk menemukan bakat-bakat bisa dilihat dari kompetisi. Tapi, kompetisi usia muda Indonesia tidak aktif.
''Padahal, saya sangat ingin semua anak negeri diberikan kesempatan. Supaya tim nasional ini memang mewakili pemain-pemain terbaik Indonesia,'' katanya. ''Ini juga supaya orang-orang berdoanya dari Sabang sampai Merauke.''