Kamis 26 Sep 2013 07:31 WIB

NASA Keluarkan Peta Kematian karena Polusi Udara

Peta polusi udara yang dilansir NASA
Foto: NASA
Peta polusi udara yang dilansir NASA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NASA baru saja merilis sebuah peta yang menunjukan angka rata-rata kematian yang terkait polusi partikel halus setiap tahun per seribu kilometer persegi. Data ini dapat memerlihatkan tempat orang meninggal karena polusi udara.

Dilansir Yahoo News, peneliti membandingkan tingkat polusi dalam 150 tahun terakhir. Dimulai 1850 dan berakhir pada 2000. Area cokelat dalam peta yang mencolok di Asia (termasuk Indonesia), India, Eropa, dan sebagian Afrika, mengindikasikan lokasi dengan tingkat kematian tertinggi karena polusi udara.

Tapi, daerah bagian tenggara Amerika Serikat (AS) dan sebagian Amerika Selatan, mengindikasikan wilayah yang mengalami perbaikan kualitas udara. Serta daerah yang mengalami penurunan tingkat kematian karena polusi udara.

Kenapa banyak daerah yang semakin parah? Menurut NASA, kemungkinan disebabkan industri dan urbanisasi. Indikatornya, area berwarna biru, yang memiliki perbaikan kualitas udara dari 1850-2000, diduga adanya penurunan pembakaran biomass.

Peneliti yang membuat peta tersebut berasal dari University of North Carolina, Profesor Jason West. Penelitian ini dipublikasikan oleh Enviromental Research Letters, sebuah studi yang memperkirakan 2,1 juta kematian terkait dengan polusi partikel materi halus per tahun.

Enviromental Protection Agency (EPA) mendefinisikan partikel materi sebagai campuran kompleks dari partikel dan tetesan cairan yang sangat halus. "Partikel materi berukuran 10 mikrometer atau lebih kecil yang paling mengkhawatirkan. Karena partikel itu yang biasanya melewati tenggorokan dan hidung dan masuk ke paru-paru," ujar EPA.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement