REPUBLIKA.CO.ID,BATAM--Wali Kota Batam mengambil alih wewenang Kepala Dinas Pendidikan dalam mengangkat kepala sekolah dan memutasi guru untuk mengatasi konflik yang kerap terjadi.
"Wali Kota mengambil alih pengangkatan kepala sekolah untuk menghindari konflik antara guru, kepala sekolah dan murid," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Batam, Rudi di Batam, Kamis.
Ia mengatakan mencabut surat yang memberikan wewenang kepada Kepala Dinas Pendidikan dalam mengangkat kepala sekolah.
Pencabutan wewenang kepala dinas itu sebagai buntut banyaknya masalah yang ditimbulkan Kepsek. Yang terakhir adalah kasus pemukulan seorang siswa SMA Negeri 14 oleh kerabat kepsek dan mutasi guru SMAN 14 yang dilakukan tanpa SK.
"Saya sudah panggil semua pihak untuk mencari tahu apa masalah sebenarnya," kata Wakil Wali Kota yang menggantikan jabatan Wali Kota karena sedang berada di luar negeri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin membantah mutu Kepsek tidak baik. Menurut dia, pengangkatan kepsek sudah berdasarkan rekomendasi adan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat).
Muslim juga membantah semua tindakan Kepsek SMAN 14 yang dituding memutasikan guru tanpa alasan profesional dan pemukulan seorang siswa. Ia justru menduga ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan proses belajar mengajar sekolah.
Sebelumnya, Rabu (25/9), sekitar 20 orang guru dan siswa SMA Negeri 14 Batam beramai-ramai melaporkan kepala sekolahnya ke Komisi I DPRD karena bersikap sewenang-wenang dan terlibat dalam pemukulan siswa.
"Saya dimutasi ke SMA 4 tanpa SK, kepala sekolah tidak profesional," kata guru SMAN 14, Diah Wahyu Ningsih. Sebelum dimutasi, Diah mengaku adu argumen dengan kepala sekolah. Ia menduga karena hal itu dimutasi.
Menurut dia, Kepsek SMAN 4 tidak profesional, tidak kompeten dan tidak bertanggungjawab, tidak layak memimpin sebuah sekolah.Selain itu, Kepsek juga melakukan tindak nepotisme, dengan mengangkat adik dan adik iparnya sebagai guru dan pegawai Tata Usaha.
Seorang siswa SMA 14, Rudi Azhari Lubis mengaku dipukul oleh saudara Kepsek yang tinggal di lingkungan sekolah. "Saya tidak tahu kenapa dipukul," kata dia.