Sabtu 28 Sep 2013 16:08 WIB

Suriah Apresiasi Inisiatif RI Untuk Selesaikan Konflik

Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem.
Foto: ecuadortimes.ne
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menlu Walid Muallem mengatakan sangat menghargai ide dan inisiatif seperti yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui surat kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Kami selalu terbuka lebar bagi Indonesia. Para ahli Anda, rakyat Anda dipersilakan datang ke Suriah datang seperti layaknya rumah kedua," kata Muallem.

Muallem juga mengungkapkan bahwa Menlu Marty akan datang ke Damaskus dalam upaya mewujudkan inisiatif Indonesia.

Seperti yang dituturkan Marty, surat Presiden Yudhoyono kepada Presiden Assad itu berisi pandangan Indonesia mengenai upaya penyelesaian konflik di Suriah, yaitu penghentian kekerasan, peningkata keperdulian terhadap sisi kemanusiaan serta digulirkannya proses politik.

Sebelumnya pada Jumat pagi, Marty melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya dari Amerika Serikat, John Kerry.

Pembahasan yang dilakukan keduanya antara lain terkait dengan persiapan rencana kunjungan Menlu Kerry dan Presiden Barack Obama untuk menghadiri KTT APEC di Bali, yang akan berlangsung pada 1-8 Oktober mendatang.

Selain itu, kedua menteri luar negeri juga menyentuh masalah Iran dan Suriah.

Khusus menyangkut Suriah, seperti yang diungkapkan Marty, Menlu Kerry menanyakan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian jika diperlukan untuk mengamankan proses perlucutan senjata kimia Suriah.

Pertanyaan itu terkait dengan adanya angin segar di tingkat Dewan Keamanan, yaitu AS dan Rusia akhirnya mencapai kesepakatan menyangkut tindakan yang perlu diterapkan kepada Suriah setelah terjadinya serangan senjata kimia pada 21 Agustus lalu di Suriah, yang menewaskan ratusan warga.

AS, Rusia dan anggota-anggota Dewan Keamanan pada hari Jumat secara aklamasi sepakat mengeluarkan resolusi yang mewajibkan Suriah memusnahkan senjata kimianya kendati tidak memberikan izin bagi penggunaan kekuatan jika Suriah tidak menaati kewajiban itu.

"Tentang hal itu, Presiden (SBY, red) sudah berkali-kali mengatakan bahwa secara prinsip sudah menyetujui. Seandainya ada otoritas Dewan Keamanan PBB, kita tentu siap memberikan kontribusi pasukan pemelihara perdamaian di Suriah," kata Marty.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement