REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG—Partai politik (parpol) dan calon presiden (capres) jangan lagi berpikir soal popularitas dan elektabilitas, pada pemilihan umum (pemilu) 2014 mendatang.Namun lebih mengutamakan platform program sebagai bagian penting dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat dan mengangkat martabat bangsa.
Hal ini terungkap dalam Temu Regional Forum Rektor Indonesia se-Jawa Tengah, yang digelar di Gedung Prof Sudharto kompleks Undip, Tembalang, Semarang, Sabtu (28/9).
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) 2013, Prof Dr Laode M Kamaluddin MSc MEng mengatakan, FRI berpendapat programlah yang memberikan seorang calon presiden populer.
Hanya karena program- program pro rakyatlah yang akan mampu mendongkrak elektabilitas. “Paradigma ini jangan sampai dibalik,” tegas Laode, di sela Temu Regional FRI se- Jawa Tengah.
Seperti yang terjadi sekarang, jelasnya, memilih pemimpin dianalogikannya seperti membeli kucing dalam karung. “Ngeongnya sudah jelas kucing, tapi apakah kucing itu bisa menangkap tikus, sekarang ini tidak jelas,” ujarnya.
Menurutnya, ‘menangkap tikus’ inilah yang diibaratkannya sebagi program. Hal inilah yang akan didorong oleh FRI supaya masing- masing calon dan parpol mengedepankan platform mereka.
Sebab hanya dengan cara inilah --FRI berpendapat—proses demokrasi akan menghasilkan kualitas pemimpin yang dapat membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Dari Program yang diusung parpol dan masing- masing capres inilah, masih jelas Laode, FRI akan melihat apakah benar- benar pro rakyat, atau pro kepada ‘orang’ lain.
“Ini menjadi tugas FRI untuk mendorong parpol dan capres agar lebih mengutamakan program- program demi kemajuan Indonesia,” tegas Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang ini.
Dalam konteks ini, lanjut Laode, pada Desember nanti FRI akan membuat semacam konvensi dan mengundang semua capres turun ke kampus untuk memaparkan program mereka.
Ikuti Whatsapp Channel Republika