WELLINGTON -- Laporan terbaru Badan Riset Ilmu Bumi (GNS) Selandia Baru menyatakan negara tersebut harus lebih baik menyiapkan kewaspadaan menghadapi bencana tsunami.
Riset oleh ilmuwan GNS menunjukan gempa bumi dikawasan itu juga bisa memicu tsunami yang diprediksi akan datang jauh lebih awal bahkan sebelum sirene bencana diaktifkan.
Geolog GNS, Graham Leonard kepada program Pacific Beat mengatakan laporan tersebut mempelajari dengan seksama resiko tsunami di pinggiran pesisir Selandia Baru.
Dia mengatakan letak Selandia Baru yang dekat dengan jalur patahan gempa bisa menjadi masalah.
"Warga yang tinggal paling dekat dengan pesisirlah yang paling kita khawatirkan karena tsunami bisa sampai di kawasan itu dalam waktu 10 menit, padahal banyak daerah di kawasan itu berlokasi kurang dari satu jam dari ini patahan ini."
"Hasil pengamatan selama lebih dari delapan tahun terakhir adalah bahwa garis patahan itu dapat memicu gempa bumi yang cukup besar dan tsunami, sangat mirip dengan apa yang kita lihat di Jepang pada 2011."
Ilmuwan GNS mengatakan laporan ini disiapkan untuk Kementrian Pertahanan Sipil dan Managemen Darurat Bencana Selandia Baru yang akan membantu pembangunan rencana evakuasi bagi warga Selandia Baru.
Leonard mengatakan laporan ini menjadi alat yang cukup berharga.
“Lembaga-lembaga itu akan menggambar peta evakuasi, dan itu akan menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk orang-orang," katanya.
Dengan menggunakan patokan ketinggian gelombang mereka bisa menentukan kawasan mana saja yang perlu dihindari dan warga bisa mengetahui daerah-daerah mana saja yang aman untuk lokasi evakuasi setelah terbitnya peringatan gempa dan tsunami.”