Ahad 06 Oct 2013 15:06 WIB

Siswa Putus Sekolah di Sleman Menurun

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Anak  harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi
Anak harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Sleman tercatat menurun dari tahun lalu. Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Arif Haryono, mengatakan saat ini jumlah siswa putus sekolah tercatat mencapai 139 siswa dari 146 siswa pada tahun lalu.

"Perbandingan angka tahun ini dan tahun lalu, yaitu di SD tahun lalu terdapat 40 siswa putus sekolah, sekarang turun menjadi 36 siswa. SMP dari 32 siswa turun menjadi 30. Dan SMA/ SMA/ MA dari 74 siswa jadi 73 siswa," kata Arif.

Berdasarkan data dari Disdik Sleman, angka putus sekolah di tingkat SD mencapai sekitar 0,04 persen. Di tingkat SMP dan MTS sekitar 0,11 persen serta di tingkat SMA SMK dan MA sekitar 0,23 persen.

Arif mengatakan alasan siswa putus sekolah beragam. Seperti siswa SMA yang telah bekerja meskipun belum lulus serta siswa yang juga tidak memiliki motivasi lagi untuk melanjutkan sekolah.

Menurut dia, Dinas Pendidikan dan pihak sekolah telah mengunjungi rumah siswa yang putus sekolah agar kembali menlanjutkan pendidikan. Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

"Ada yang sudah dikonseling dan melakukan kunjungan kerumahnya, dirayu-rayu untuk kembali ke sekolah, sudah tidak mau. Alasannya mereka sudah tidak mempunyai motivasi untuk kembali ke sekolah," katanya menjelaskan.

 

Arif juga mengaku telah melakukan upaya maksimal. Dinas Pendidikan tidak hanya mencatat dan mendata siswa yang putus sekolah, tetapi mereka juga berusaha mengajak siswa untuk kembali lagi ke sekolah.

Selain itu, Dinas Pendidikan juga berusaha untuk memberikan pemahaman kepada orangtua siswa terkait pentingnya pendidikan bagi masa depan anak. Arif menjelaskan alasan putus sekolah yang disebabkan oleh alasan ekonomi, saat ini sudah tidak relevan.

Lantaran siswa telah diberikan dana bantuan sekolah seperti Bos dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BosDa).

"Putus sekolah yang disebabkan oleh faktor ekonomi itu sudah tidak relevan lagi. Karena di SD dan SMP sudah ada Bos dan BosDa. Siswa SMA/ SMK/ MA yang tidak mampu juga sudah ada jaminan pembiayaan pendidikan daerah. Sehingga mereka sudah dibebaskan dari pungutan," kata Arif.

Bantuan pembiayan pendidikan daerah yang diberikan kepada siswa SMA itu, lanjutnya, sebesar Rp 2,4 juta per tahun. Sementara itu, angka melek huruf di Kabupaten Sleman saat ini tercatat meningkat menjadi 93,99 persen dari 92,61 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement