REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gunung Tangkuban pPrahu sudah sekitar 11 kali meletus. Letusan ini terakhir kali terjadi pada Selasa Sore (8/10) sekitar pukul 16.37.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meminta semua pihak menuruti apa kata Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMG).
"Masyarakat harus menuruti apa kata PVMBG, meskipun letusan kecil dan status waspada. Sekali lagi, apa yang diimbau PVMBG harus dituruti," kata Ahmad Heryawan, Rabu (9/10).
Menurut Heryawan, 1,5 kilometer dari kawah aktif harus steril. Dan meski tidak dapat diprediksi, letusan bisa terjadi kapan saja. Heryawan berharap tidak ada kejadian yang mengkhawatirkan dan status gunung tidak meningkat menjadi siaga.
Menurut dia, satu pleton kepolisian dan Kodam Siliwangi III sudah berjaga-jaga agar tidak ada lagi masyarakat yang memasuki area kawah dan mendekati 1,5 kilometer dari kawah aktif.
"Insya Allah tidak. Tapi ini kekuasaan Tuhan, kita tidak dapat memprediksi," kata dia.
Ia mencontohkan, di Amerika Serikat pernah ada bencana dan pemerintah mengevakuasi masyarakat hingga 15 tahun lamanya. masyarakat, jelas dia, sangat taat dan tidak masuk lagi ke daerah yang sudah disterilkan.
Masyarakat, kata tida, kalau tidak mau menuruti apa kata ahli susah. Pedagang juga ramai-ramai kembali ke tempat yang disterilkan seminggu kemudian.
"Kepada para pedagang juga harus menuruti apa kata para ahli, kalau ada kejadian apa-apa bisa rame lagi," kata dia.